Jumat, 20 Mei 2016

Peranan Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi Guna Pengembangan Kreativitas Siswa

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan pendidikan kewirausahaan bagi siswa di perguruan tinggi, dengan mengadopsi beberapa hasil penelitian mengenai peran kewirausahaan di perguruan tinggi dari beberapa negara di dunia. Untuk mengetahui bagaimana siswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapat mengenai pendidikan kewirausahaan dan bagaiamana pola fikir dan minat siswa dalam memutuskan serta memanfaatkan peluang kewirausahaan. Dengan adanya pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran bagi tenaga terdidik seperti sarjana dan diploma. 

Kata Kunci: Kewirausahaan, Pola Fikir Wirausaha, Kinerja Perguruan Tinggi.



     Lingkungan ekonomi dunia mengalami perubahan yang tadinya tradisional sekarang lebih modern, perubahan tersebut terjadi secara dramatis dari waktu ke waktu. Dengan adanya perubahan tersebut menimbulkan ketergantungan pada dunia kerja terutama mereka yang memang dituntut untuk memanfaatkan peluang yang ada, bagaimana mereka mendapatkan pekerjaan ataupun membuka usaha dan bisnis sendiri. Untuk dapat menghasilkan dan memanfaatkan pengetahun baru, imajinasi, kreativitas, inovasi dan teknologi sangat dibutuhkan. Kita juga dituntut untuk dapat memanfaatkan peluang dari waktu ke waktu. Dalam beberapa penelitian masih terdapat perdebatan mengenai implementasi kewirausahaan di perguruan tinggi. Sebagian besar program di tingkat universitas mengajarkan kewirausahaan dalam cara yang mirip dengan bisnis lainnya. Program pendidikan kewirausahaan menyediakan rancangan yang layak untuk pertumbuhan ekonomi dan harus menjadi prioritas utama dalam kurikulum pengembangan ekonomi (Shinnar et al, 2009). Meskipun kewirausahaan merupakan fenomena yang relatif baru di perguruan tinggi, sebagian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang barkaitan dengan kewirausahaan di perguruan tinggi (Mars dan Garrison, 2009). Dari berbagai penelitian mengatakan bahwa orientasi kewirausahaan itu berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Wiklund dan Shepherd (2005) mengatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Berbeda dengan pendapat Frank et al (2010) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja bisnis. Hal tersebut didukung dengan pendapat Lumpkin dan Dess (2001) yang mengatakan bahwa hubungan antara orientasi kewirausahan dengan kinerja bisnis adalah lemah. Untuk itu kita mencoba untuk mengamati apa dampak yang terjadi dari orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis, dan cara bagaimana pelaksanaan program kewirausahaan diaplikasian pada perguruan tinggi.

HASIL & PEMBAHASAN 
     Menurut Kao (1990) mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan sebagai penciptaan nilai tambah dengan memperhitungkan resiko dari berbagai peluang usaha dan memberdayakan sumber daya yang ada dengan kemampuan managerial yang sesuai guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu ada yang mengatakan kewirausahaan berkaitan dengan seluruh kegiatan manusian yang lebih bersifat eksternal dibandingkan kegiatan sosial. Oleh karen itu, manusia memiliki kreativitas dan inovasi yang akan dijadikan sebagai modal dalam pengambilan keputusan untuk belajar dalam berwirausaha dan menjadi wirausahawan. Wirausahawan diharapkan mampu untuk mencari peluang dan perubahan, yaitu dengan memanfaatkan perubahan dan peluang tersebut agar menjadi sesuatu yang lebih menghasilkan (Drucker, 1998). Hal tersebut dirasakan penting bagi setiap siswa untuk mempelajari pendidikan kewirausahan, oleh karena itu di beberapa perguruan tinggi pendidikan kewirausahaan di terapkan diberbagai fakultas. Penerapan program kewirausahaan pada berbagai fakultas dikarenakan pada konteks kewirausahaan cukup luas, mencakup di berbagai bidang seperti: pertanian, teknik, kedokteran dan bidang lainnya (Hisrich dan Peters, 1992). 
 Terdapat beberapa gambaran tentang perkembangan program pendidikan kewirausahaan. Di Amerika Serikat, lebih dari duapertiga perguruan tinggi dan universitas menawarkan program kewirausahaan, dan dengan berbagai macam cara dan metode yang digunakan untuk mengembangkan program tersebut. Cara penyampaian yang berbeda, dirancang untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan bagi lulusan mereka (Cone, 2007). Pendidikan kewirausahaan di Inggris berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi (Matlay, 2009). Program yang disampaikan sangat bervariasi yaitu ada yang fokus pada pengajaran siswa tentang kewirausahaan melalui pendidikan formal (seperti: kuliah, makalah, ujian). Pelaksanaan pemberian program kewirausahaan juga dilaksanakan pada lembaga penelitian besar yang dibentuk oleh instansi. Ada cara lain yang dilakukan yaitu dengan cara mengambil pendekatan yang lebih aktif yang langsung memungkinkan siswa untuk mengalami persoalan yang berdampak bagi siswa untuk mampu berusaha (Nabi et al.,2006). Namun, sistem pendidikan tinggi di Inggris melakukan beberapa perbedaan dalam hal yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi, tujuannya adalah untuk pengembangan usaha baru. Dari beberapa peneliti mendifinisikan kewirausahaan merupakan kemampuan untuk mengembangkan beberapa ide-ide dan peluang yang dapat diwujudkan dalam langkah yang nyata, ada yang megatakan bahwa kewirausahaan didefinisikan sebagai pengembangan ketajaman bisnis dengan menggali potensi yang dimiliki. Hal ini memungkinkan perguruan tinggi di Inggris untuk dapat menawarkan kurikulum kewirausahaan. Komisi di Eropa menetapkan serangkaian hasil belajar guna memenuhi kebutuhan presepektif Eropa lebih luas, bagaimana pembelajar tersebut harus di evaluasi. Dengan memperhatikan akan kebutuhan untuk pengembangan di semua tingkat. Di Indonesia pendidikan kewirausahaan diberikan di perguruan tinggi dengan menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah yang diterapkan pada semua fakultas. Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah mulai diperkenalkan pada kita masih sekolah.
    Komponen yang paling mendasar dalam pendidikan kewirausahaan yaitu mencakup dasar pengetahuan dari berbagai disiplin bisnis, sekumpulan keterampilan yang seragam, maupun fasilitas dimana pendidikan kewirausahaan berlangsung. Daya tangkap masing-masing orang mengenai konten kewirausahaan memiliki dampak dalam proses belajar dan pembangunan pola fikir kewirausahaan yaitu meliputi ciri-ciri kepribadian dan gender. Pendidikan kewirausahaan tidak terbatas pada manajemen, keuangan, pendanaan, hukum, sumberdaya manusia, dan pemasaran bisnis. Meskipun banyak literatur tentang kewirausahaan menyingkat topik pemasaran bisnis yang lebih sempit mengenai rencana pemasaran bisnis, strategi bauran pemasaran bisnis dan taktik, ecommerce/internet marketing (Zimmerer et al, 2008). Tujuan diterapkannya pendidikan kewirausahaan antara lain: 
1. Dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi siswa dengan pengembangan kewirausahaan di tempat mereka belajar. 
2. Memberikan pengetahuan bagi siswa bagaimana mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang. 
3. Memberikan pelatihan dan keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam memulai dan mengelola pertumbuhan bisnis. 
     Kewirausahaan juga sedang dikembangkan sebagai cara dalam pengembangan keterampilan seperti pengambilan risiko dan pemecahan masalah yang memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan dan pendidikan. Pemanfaatan peluang dan penciptaan nilai sangat penting untuk bisnis baru dan kecil yang memiliki sumber daya yang relatif terbatas baik segi keuangan dan sosial, karyawan, modal (Hills et al., 2005). 

SIMPULAN
    Dari hasil review beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa daya saing, inovasi dan pertumbuhan ekonomi bergantung kepada bagaimana perguruan tinggi mampu menghasilkan pemimpin masa depan dengan keterampilan dan karakter untuk mejadi wirausahawan yang mampu bertanggung jawab secara sosial. Kegiatan kewirausahaan tidak cukup hanya dengan membuat usaha maupun rencana bisnis. Disini bagaimana kreativitas dan inovasi, cara berfikir dan bertindak para pengusaha yang relevan dengan semua bagian dari kegiatan ekonomi dan masyarakat. Kegiatan pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting. Untuk itu pendidikan kewirausahaan sangat penting di terapkan baik pada tingkat pendidikan formal ataupun informal.

Anderseck, K. 2004. “Institutional and Academic Entrepreneurship: Implications for University     Governance and Management”. Higher Education in Europe, Vol. 29 No. 2, pp. 193-200.
Doane, D.J. and Pusser, B. 2005. “Entrepreneurial Organization at the Academic Core: The Case Ofsummer Sessions”. New Directions for Higher Education, Vol. 129 No. 1, pp. 43-54.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal, Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
James W. Peltier and Carol Scovotti. 2010. “Enhancing entrepreneurial marketing education: the student perspective”. Journal of Small Business and Enterprise Development. Vol. 17 No. 4, 2010 pp. 514-536.
Joern H. Block, Lennart Hoogerheide and Roy Thurik. 2013. Education and entrepreneurial choice: An instrumental variables analysis. Small Business Journal. 31(1) 23–33.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Drago, W. 2007. “The Interdependence Of The Factorsinfluencing The Perceived Quality Of The Online Learning Experience: A Causal Model”. Journal of Marketing Education, Vol. 29 No. 2, pp. 140-53.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Kleimenhagen, A. 1995. ”StudentFaculty Research Agencies: Marketing Education Integration Using An Entrepreneurial Education Approach”. Journal of Marketing Education, Vol. 17 No. 2, pp. 59-70.
Fuchs, K., Werner, A. and Wallau, F. 2008. “Entrepreneurship Education in Germany And Sweden: What Role Do Different School Systems Play?”. Journal of Small Business Andenterprise Development. Vol. 15 No. 2, pp. 365-81.
Gibbs, A.A. 2002. In Pursuit of A New Enterprise and Entrepreneurship Paradigm For Learning: Creative Destruction, New Values, New Ways of Doing Things and New Combinations of Knowledge”. International Journal of Management Review, Vol. 4 No. 3, pp. 233-69.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal. Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
Gupta, V.K., Turban, D.B., Wasti, S.A. and Sikdar, A. 2009. “The Role of Gender Stereotypes In Perceptions of Entrepreneurs and Intentions to Become an Entrepreneur”. Entrepreneurship Theory and Practice. Vol. 34 No. 3, pp. 397-417.
Lodish, L.M., Morgan, H. and Archambeau, S. 2007. Marketing that Works: How Entrepreneurial Marketing Can Add Sustainable Value to Sixed Company, Wharton School Publishing/Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, NJ.