Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan pendidikan
kewirausahaan bagi siswa di perguruan tinggi, dengan mengadopsi beberapa hasil penelitian mengenai
peran kewirausahaan di perguruan tinggi dari beberapa negara di dunia. Untuk mengetahui bagaimana
siswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapat mengenai pendidikan
kewirausahaan dan bagaiamana pola fikir dan minat siswa dalam memutuskan serta memanfaatkan
peluang kewirausahaan. Dengan adanya pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi diharapkan
dapat mengurangi angka pengangguran bagi tenaga terdidik seperti sarjana dan diploma.
Lingkungan ekonomi dunia mengalami
perubahan yang tadinya tradisional sekarang
lebih modern, perubahan tersebut terjadi secara
dramatis dari waktu ke waktu. Dengan adanya
perubahan tersebut menimbulkan
ketergantungan pada dunia kerja terutama
mereka yang memang dituntut untuk
memanfaatkan peluang yang ada, bagaimana
mereka mendapatkan pekerjaan ataupun
membuka usaha dan bisnis sendiri. Untuk dapat
menghasilkan dan memanfaatkan pengetahun
baru, imajinasi, kreativitas, inovasi dan
teknologi sangat dibutuhkan. Kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan peluang dari waktu
ke waktu. Dalam beberapa penelitian masih
terdapat perdebatan mengenai implementasi
kewirausahaan di perguruan tinggi.
Sebagian besar program di tingkat
universitas mengajarkan kewirausahaan dalam
cara yang mirip dengan bisnis lainnya.
Program pendidikan kewirausahaan
menyediakan rancangan yang layak untuk
pertumbuhan ekonomi dan harus menjadi
prioritas utama dalam kurikulum
pengembangan ekonomi (Shinnar et al, 2009).
Meskipun kewirausahaan merupakan fenomena
yang relatif baru di perguruan tinggi, sebagian
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang barkaitan dengan kewirausahaan di
perguruan tinggi (Mars dan Garrison, 2009).
Dari berbagai penelitian mengatakan
bahwa orientasi kewirausahaan itu berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Wiklund
dan Shepherd (2005) mengatakan bahwa
orientasi kewirausahaan berpengaruh positif
terhadap kinerja bisnis. Berbeda dengan
pendapat Frank et al (2010) yang menyatakan
bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh
negatif terhadap kinerja bisnis. Hal tersebut
didukung dengan pendapat Lumpkin dan Dess
(2001) yang mengatakan bahwa hubungan
antara orientasi kewirausahan dengan kinerja
bisnis adalah lemah. Untuk itu kita mencoba
untuk mengamati apa dampak yang terjadi dari
orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis,
dan cara bagaimana pelaksanaan program
kewirausahaan diaplikasian pada perguruan
tinggi.
HASIL & PEMBAHASAN
Menurut Kao (1990) mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan sebagai penciptaan
nilai tambah dengan memperhitungkan resiko
dari berbagai peluang usaha dan
memberdayakan sumber daya yang ada dengan
kemampuan managerial yang sesuai guna
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Disamping itu ada yang
mengatakan kewirausahaan berkaitan dengan
seluruh kegiatan manusian yang lebih bersifat
eksternal dibandingkan kegiatan sosial. Oleh
karen itu, manusia memiliki kreativitas dan
inovasi yang akan dijadikan sebagai modal
dalam pengambilan keputusan untuk belajar
dalam berwirausaha dan menjadi
wirausahawan. Wirausahawan diharapkan
mampu untuk mencari peluang dan perubahan,
yaitu dengan memanfaatkan perubahan dan
peluang tersebut agar menjadi sesuatu yang
lebih menghasilkan (Drucker, 1998). Hal
tersebut dirasakan penting bagi setiap siswa
untuk mempelajari pendidikan kewirausahan,
oleh karena itu di beberapa perguruan tinggi
pendidikan kewirausahaan di terapkan
diberbagai fakultas. Penerapan program
kewirausahaan pada berbagai fakultas
dikarenakan pada konteks kewirausahaan
cukup luas, mencakup di berbagai bidang
seperti: pertanian, teknik, kedokteran dan
bidang lainnya (Hisrich dan Peters, 1992).
Terdapat beberapa gambaran tentang
perkembangan program pendidikan
kewirausahaan.
Di Amerika Serikat, lebih dari duapertiga
perguruan tinggi dan universitas
menawarkan program kewirausahaan, dan
dengan berbagai macam cara dan metode yang
digunakan untuk mengembangkan program
tersebut. Cara penyampaian yang berbeda,
dirancang untuk meningkatkan keterampilan
kewirausahaan bagi lulusan mereka (Cone,
2007).
Pendidikan kewirausahaan di Inggris
berkembang seiring dengan berkembangnya
pertumbuhan ekonomi (Matlay, 2009).
Program yang disampaikan sangat bervariasi
yaitu ada yang fokus pada pengajaran siswa
tentang kewirausahaan melalui pendidikan
formal (seperti: kuliah, makalah, ujian).
Pelaksanaan pemberian program
kewirausahaan juga dilaksanakan pada lembaga
penelitian besar yang dibentuk oleh instansi.
Ada cara lain yang dilakukan yaitu dengan cara
mengambil pendekatan yang lebih aktif yang
langsung memungkinkan siswa untuk
mengalami persoalan yang berdampak bagi
siswa untuk mampu berusaha (Nabi et
al.,2006).
Namun, sistem pendidikan tinggi di
Inggris melakukan beberapa perbedaan dalam
hal yang berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi, tujuannya adalah untuk pengembangan
usaha baru. Dari beberapa peneliti
mendifinisikan kewirausahaan merupakan
kemampuan untuk mengembangkan beberapa
ide-ide dan peluang yang dapat diwujudkan
dalam langkah yang nyata, ada yang megatakan
bahwa kewirausahaan didefinisikan sebagai
pengembangan ketajaman bisnis dengan
menggali potensi yang dimiliki. Hal ini
memungkinkan perguruan tinggi di Inggris
untuk dapat menawarkan kurikulum
kewirausahaan. Komisi di Eropa menetapkan
serangkaian hasil belajar guna memenuhi
kebutuhan presepektif Eropa lebih luas,
bagaimana pembelajar tersebut harus di
evaluasi. Dengan memperhatikan akan
kebutuhan untuk pengembangan di semua
tingkat.
Di Indonesia pendidikan kewirausahaan
diberikan di perguruan tinggi dengan
menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah
yang diterapkan pada semua fakultas. Pada
Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah
mulai diperkenalkan pada kita masih sekolah.
Komponen yang paling mendasar dalam
pendidikan kewirausahaan yaitu mencakup
dasar pengetahuan dari berbagai disiplin bisnis,
sekumpulan keterampilan yang seragam,
maupun fasilitas dimana pendidikan
kewirausahaan berlangsung. Daya tangkap
masing-masing orang mengenai konten
kewirausahaan memiliki dampak dalam proses
belajar dan pembangunan pola fikir
kewirausahaan yaitu meliputi ciri-ciri
kepribadian dan gender. Pendidikan
kewirausahaan tidak terbatas pada manajemen,
keuangan, pendanaan, hukum, sumberdaya
manusia, dan pemasaran bisnis. Meskipun
banyak literatur tentang kewirausahaan
menyingkat topik pemasaran bisnis yang lebih
sempit mengenai rencana pemasaran bisnis,
strategi bauran pemasaran bisnis dan taktik, ecommerce/internet
marketing (Zimmerer et al,
2008).
Tujuan diterapkannya pendidikan
kewirausahaan antara lain:
1. Dapat meningkatkan kesadaran dan
motivasi siswa dengan pengembangan
kewirausahaan di tempat mereka belajar.
2. Memberikan pengetahuan bagi siswa
bagaimana mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang.
3. Memberikan pelatihan dan keterampilan
yang dibutuhkan siswa dalam memulai dan
mengelola pertumbuhan bisnis.
Kewirausahaan juga sedang
dikembangkan sebagai cara dalam
pengembangan keterampilan seperti
pengambilan risiko dan pemecahan masalah
yang memfasilitasi pencapaian tujuan
perusahaan dan pendidikan. Pemanfaatan
peluang dan penciptaan nilai sangat penting
untuk bisnis baru dan kecil yang memiliki
sumber daya yang relatif terbatas baik segi
keuangan dan sosial, karyawan, modal (Hills et
al., 2005).
SIMPULAN
Dari hasil review beberapa penelitian dapat
disimpulkan bahwa daya saing, inovasi dan
pertumbuhan ekonomi bergantung kepada
bagaimana perguruan tinggi mampu
menghasilkan pemimpin masa depan dengan
keterampilan dan karakter untuk mejadi
wirausahawan yang mampu bertanggung jawab
secara sosial. Kegiatan kewirausahaan tidak
cukup hanya dengan membuat usaha maupun
rencana bisnis. Disini bagaimana kreativitas
dan inovasi, cara berfikir dan bertindak para
pengusaha yang relevan dengan semua bagian
dari kegiatan ekonomi dan masyarakat.
Kegiatan pengembangan kewirausahaan
di perguruan tinggi memiliki peranan yang
sangat penting. Untuk itu pendidikan
kewirausahaan sangat penting di terapkan baik
pada tingkat pendidikan formal ataupun
informal.
Anderseck, K. 2004. “Institutional and Academic Entrepreneurship: Implications for University Governance and Management”. Higher Education in Europe, Vol. 29 No. 2, pp. 193-200.
Doane, D.J. and Pusser, B. 2005. “Entrepreneurial Organization at the Academic Core: The Case Ofsummer Sessions”. New Directions for Higher Education, Vol. 129 No. 1, pp. 43-54.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal, Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
James W. Peltier and Carol Scovotti. 2010. “Enhancing entrepreneurial marketing education: the student perspective”. Journal of Small Business and Enterprise Development. Vol. 17 No. 4, 2010 pp. 514-536.
Joern H. Block, Lennart Hoogerheide and Roy Thurik. 2013. Education and entrepreneurial choice: An instrumental variables analysis. Small Business Journal. 31(1) 23–33.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Drago, W. 2007. “The Interdependence Of The Factorsinfluencing The Perceived Quality Of The Online Learning Experience: A Causal Model”. Journal of Marketing Education, Vol. 29 No. 2, pp. 140-53.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Kleimenhagen, A. 1995. ”StudentFaculty Research Agencies: Marketing Education Integration Using An Entrepreneurial Education Approach”. Journal of Marketing Education, Vol. 17 No. 2, pp. 59-70.
Fuchs, K., Werner, A. and Wallau, F. 2008. “Entrepreneurship Education in Germany And Sweden: What Role Do Different School Systems Play?”. Journal of Small Business Andenterprise Development. Vol. 15 No. 2, pp. 365-81.
Gibbs, A.A. 2002. In Pursuit of A New Enterprise and Entrepreneurship Paradigm For Learning: Creative Destruction, New Values, New Ways of Doing Things and New Combinations of Knowledge”. International Journal of Management Review, Vol. 4 No. 3, pp. 233-69.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal. Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
Gupta, V.K., Turban, D.B., Wasti, S.A. and Sikdar, A. 2009. “The Role of Gender Stereotypes In Perceptions of Entrepreneurs and Intentions to Become an Entrepreneur”. Entrepreneurship Theory and Practice. Vol. 34 No. 3, pp. 397-417.
Lodish, L.M., Morgan, H. and Archambeau, S. 2007. Marketing that Works: How Entrepreneurial Marketing Can Add Sustainable Value to Sixed Company, Wharton School Publishing/Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, NJ.
Anderseck, K. 2004. “Institutional and Academic Entrepreneurship: Implications for University Governance and Management”. Higher Education in Europe, Vol. 29 No. 2, pp. 193-200.
Doane, D.J. and Pusser, B. 2005. “Entrepreneurial Organization at the Academic Core: The Case Ofsummer Sessions”. New Directions for Higher Education, Vol. 129 No. 1, pp. 43-54.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal, Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
James W. Peltier and Carol Scovotti. 2010. “Enhancing entrepreneurial marketing education: the student perspective”. Journal of Small Business and Enterprise Development. Vol. 17 No. 4, 2010 pp. 514-536.
Joern H. Block, Lennart Hoogerheide and Roy Thurik. 2013. Education and entrepreneurial choice: An instrumental variables analysis. Small Business Journal. 31(1) 23–33.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Drago, W. 2007. “The Interdependence Of The Factorsinfluencing The Perceived Quality Of The Online Learning Experience: A Causal Model”. Journal of Marketing Education, Vol. 29 No. 2, pp. 140-53.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Kleimenhagen, A. 1995. ”StudentFaculty Research Agencies: Marketing Education Integration Using An Entrepreneurial Education Approach”. Journal of Marketing Education, Vol. 17 No. 2, pp. 59-70.
Fuchs, K., Werner, A. and Wallau, F. 2008. “Entrepreneurship Education in Germany And Sweden: What Role Do Different School Systems Play?”. Journal of Small Business Andenterprise Development. Vol. 15 No. 2, pp. 365-81.
Gibbs, A.A. 2002. In Pursuit of A New Enterprise and Entrepreneurship Paradigm For Learning: Creative Destruction, New Values, New Ways of Doing Things and New Combinations of Knowledge”. International Journal of Management Review, Vol. 4 No. 3, pp. 233-69.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. “Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education And Education for Small Business Management: A Ten-Year Review”. International Small Business Journal. Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
Gupta, V.K., Turban, D.B., Wasti, S.A. and Sikdar, A. 2009. “The Role of Gender Stereotypes In Perceptions of Entrepreneurs and Intentions to Become an Entrepreneur”. Entrepreneurship Theory and Practice. Vol. 34 No. 3, pp. 397-417.
Lodish, L.M., Morgan, H. and Archambeau, S. 2007. Marketing that Works: How Entrepreneurial Marketing Can Add Sustainable Value to Sixed Company, Wharton School Publishing/Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, NJ.