Selasa, 07 Juni 2016

BRAND EQUITY, CO BRANDING, PIHAK YANG BERPERAN DALAM MEMBANGUN MEREK



 BRAND EQUITY PASTA GIGI PEPSODENT

LATAR BELAKANG
          Pada dasarnya setiap perusahaan menghendaki adanya tingkat keputusan pembelian konsumen itu tinggi.  Keputusan pembelian konsumen tinggi harus di dukung oleh kualitas produk yang baik, baik dalam hal yang berkaitan dengan manfaat produk, kemasan, warna, rasa dll.  Keputusan pembelian konsumen tinggi juga bisa didukung apabila produk memiliki merek yang baik, dimana merek tersebut harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat, merek harus dapat menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya, merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk yang baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk, merek harus menggambarkan kualitas produk. Kualitas produk dan merek yang baik dapat meningkatkan minat dan daya jual produk serta menambah intensitas pelanggan, dimana perusahaan mengharapkan volume penjualan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dan kemajuan yang kontinyu dengan begitu akan menguntungkan bagi perusahaan dan pembiayaan operasi perusahaan.
          Pepsodent merupakan pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia yang diproduksi oleh PT Unilever. Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI (Federasi Gigi Dunia) di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri (www.unilever.co.id, 2007).  Produk pasta gigi Pepsodent dipersepsikan memiliki kualitas produk yang tidak kalah baiknya.  Anggapan bahwa Pepsodent merupakan pasta gigi yang sudah terbukti baik dalam kualitas yang berkaitan dengan kesegaran, manfaat, rasa, kemasan, kemudahan mendapatkan, komposisi kandungan kimia dan pengalaman sebagai dasar pertimbangan konsumen dalam memilih/membeli produk pasta gigi Pepsodent, hal ini telah membuat pasta gigi Pepsodent lebih dikenal masyarakat dibandingkan dengan produk pasta gigi lainnya.  Pengembangan yang terus menerus dari produk pasta gigi Pepsodent seperti pengembangan dari sisi rasa, jenis semakin memperkuat persepsi  kualitas dari produk.  Upaya membendung pesaing-pesaing yang kini semakin banyak bermunculan dan terus menerus berusaha mengikis pangsa pasar produk pasta gigi Pepsodent.
          Saat ini ada lebih dari 10 merek produk pasta gigi yang ada di pasaran, beberapa diantaranya adalah pasta gigi Pepsodent, Close Up, Formula, Siwak, Ciptadent, Smile Up, Enzim, Antiplaque dll.  Merek-merek tersebut masih dibagi lagi atas beberapa varian produk. Banyaknya produsen yang membuat tingkat persaingan dalam industri ini menjadi sangat ketat, masing-masing perusahaan membuat deferensiasi produk yang menawarkan keunggulan dan keunikan tertentu dibandingkan Merek lain. Beberapa perusahaan juga melakukan diversifikasi produk diantaranya dengan pasta gigi anak-anak, pasta gigi therapatic, dan pasta gigi untuk kawula muda.  Kondisi persaingan yang ketat mendorong konsumen untuk lebih bersifat cermat dan selektif dalam menentukan merek yang akan dibeli. Masing-masing merek perlu memiliki strategi positioning yang tepat, sehingga konsumen dapat melihat keunggulan dan keunikan yang ditawarkan merek tersebut dengan jelas. Keunggulan merek dan kualitas produk akan menstimulasi konsumen untuk memilih merek yang ditawarkan berdasarkan keunggulan dan keunikan merek tersebut sehingga kebutuhan dan keinginan mereka terpenuhi.
          Keputusan pembelian konsumen tinggi maka bagi perusahaan akan meningkatkan volume penjualan dari produk-produk itu yang berarti pula meningkatkan pangsa pasar (Market Share) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebaliknya jika produk yang ditawarkan berkualitas rendah dan merek tersebut kurang memiliki citra baik dengan begitu konsumen melakukan keputusan pembelian yang rendah pula maka bagi perusahaan akan menurunkan volume penjualan dari produk tersebut akhirnya pangsa pasar dan pendapatan perusahaan menurun.
          Merek bagi konsumen bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat.  Citra merek dibangun oleh setiap usaha bisnis agar pelanggan dapat membedakan suatu produk dari produk lain dan dapat bertahan serta meningkatkan pendapatan.  Produk pasta gigi Pepsodent dipercaya memiliki citra merek yang positif hal ini didukung dengan kualitas produk yang baik.  Oleh karena itu, konsumen tidak ragu lagi untuk membeli produk tersebut.  Merek pasta gigi Pepsodent yang sudah dikenal masyarakat memberikan manfaat bagi pelanggan yaitu konsumen mudah untuk mengidentifikasikan produk yang dibutuhkan atau dicari,  memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang dan loyalitas pelanggan, memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu dan di tempat berbeda, memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli alternative terbaik dalam kategori produk pasta gigi dan pilihan terbaik untuk tujuan tertentu, merek dapat mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain, kepuasan terwujud melalui familiaritas dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun, kepuasan berkaitan dengan daya tarik merek, logo dan komunikasi dari produk pasta gigi Pepsodent, sehingga memudahkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. 
          Keputusan pembelian konsumen tinggi atau rendah dilihat dari pembelian produk pasta gigi Pepsodent dalam satu bulan yang berkaitan dengan jumlah pembelian produk, frekuensi pembelian produk, nilai pembelian produk.  Berhasil dan tidaknya perusahaan dalam memasarkan produknya, terletak pada kemampuan perusahaan itu sendiri dalam menentukan strategi pemasaran terhadap produk yang dimilikinya. Kenyataanya banyak perusahaan yang mengalami kegagalan karena tidak dapat tercapainya sasaran penjualan dan luasnya segmen pasar.  Oleh karena itu, disini perusahaan harus meningkatkan kepuasan pelanggan, hal ini perlu dilakukan agar konsumen tetap loyal pada perusahaan.  Konsumen apabila telah loyal maka konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan pembelian ulang atau pembelian yang sifatnya terus menerus terhadap produk yang sama termasuk dalam hal kualitas dan merek. Karena pentingnya pengaruh kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian konsumen dalam pembelian produk khususnya pasta gigi, maka perusahaan perlu mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang konsumen tersebut, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor kualitas produk dan merek mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam pembelian pasta gigi.
Harga Produk Pasta Gigi Pepsodent
No
Jenis pasta gigi Pepsodent
Harga
1
Pasta Gigi Pepsodent Berlubang(ekonomi) 75gr –
Rp. 2.700,-
2
Pasta Gigi Pepsodent Berlubang (ekonomi)25gr -
Rp 1.800
3
Pasta Gigi Pepsodent Berlubang (ekonomi)120gr
Rp 4.500,-
4
Pasta Gigi Pepsodent Berlubang (ekonomi)190gr -
Rp 6.500,-
5
Pasta Gigi Pepsodent Complete + Gum care 65gr -
Rp 5.500,-
6
Pasta Gigi Pepsodent Double Care
Rp 5.500,-
7
Pasta Gigi Pepsodent Whitening 75gr
Rp 4.100,-
8
Pasta Gigi Pepsodent Whitening 190gr
Rp 8.500,-
9
Pasta Gigi Pepsodent Complete + Gum care 160gr -
Rp 11.500,-
10
Pasta Gigi Pepsodent Herbal 190gr
Rp 9.500,-
11
Pasta Gigi Pepsodent Herbal 120gr
Rp 6.500,-
12
Pasta Gigi Pepsodent Herbal 75gr
Rp 4.100,-
13
Pasta Gigi Pepsodent Complete12 - 65gr
Rp 4.500,-
14
Pasta Gigi Pepsodent Complete12 – 170ml
Rp 8.500,-
15
Pasta Gigi Pepsodent Center fresh 65gr
Rp 4.500,-
16
Pasta Gigi Pepsodent Center fresh 160gr
Rp 9.500,-
17
Pasta Gigi Pepsodent Expert Protection 190 gr
Rp 17.000,-
18
Pasta Gigi Pepsodent Expert Protection 160 gr
Rp 12.800,-
19
Pasta Gigi Pepsodent White Now 100 gr
Rp 15.000,-


          Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi.  Pasta yang baik haruslah bersifat:
1.         Ketika digunakan untuk sikat gigi, dapat menghilangkan partikel-partikel asing, substansi makanan, plak dan membersihkan gigi.
2.         Haruslah tidak bersifat toksik, memiliki rasa yang menyenangkan dan meninggalkan mulut dalam keadaan segar setelah penggunaanya.

          Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat membuat persaingan bisnis semakin ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang menghasilkan produk-produk yang sejenis guna memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan banyaknya pilihan produk yang ada dipasar akan membuat konsumen menemui kesulitan dalam membuat keputusan pembelian. Salah satu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan mengembangkan identitas yang kuat melalui merek. Merek yang kuat mampu memberikan pedoman, jaminan, kekuatan, keyakinan, harapan kepada konsumen bahwa mereka akan terpuaskan (Rangkuti, 2008).
          Merek merupakan tanda atau simbol yang berfungsi mengidentifikasikan produk dari perusahaan dan membedakannya dengan produk sejenis dari perusahaan lain. Merek yang memiliki persepsi yang baik pada umumnya akan lebih menarik konsumen untuk membelinya dari pada produk yang lain, karena mereka meyakini bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya.
          Merek yang mampu memberikan nilai lebih dari pada nilai yang ditawarkan produk pada pelanggannya dinyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek (Aaker, 1997). Ekuitas merek menurut Aaker (1997) adalah seperangkat aset atau liabilitas yang berkaitan dengan merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan produk atau jasa pada perusahaan atau pada pelanggan. Ekuitas merek menurut Aaker dapat dikelompokkan dalam 4 dimensi: Kesadaran Merek (Brand Awareness), Asosiasi Merek (Brand Associations), Persepsi Kualitas (Perceived Quality), loyalitas Merek (Brand Loyality). Produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat akan mampu bersaing dan menguasai pasar.
          Pepsodent telah menjadi merek yang favorit konsumen dan menjadi pemimpin pasar pasta gigi di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari hasil survey yang dilakukan oleh lembaga survey konsumen Frontier yang bekerjasama dengan majalah Marketing. Hasil survey tersebut menempatkan Pepsodent sebagai Top Brand selama tiga tahun berturut-turut, dengan Top Brand Indek yang mencapai rata-rata 70 %. Top Brand Indek diformulasikan berdasarkan tiga variabel, yaitu mind share, market share, commitmen share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek dibenak konsumen. Market share menunjukkan kekuatan merek di pasar dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen. Dan commitmen share mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek tersebut di masa yang akan datang.
          Peran merek sangat menonjol dalam menstimulus konsumen melakukan pembelian dan bahkan menjadi loyal terhadap merek. Hal tersebut dibuktikan oleh Peter dan Olsen (1994) dalam penelitian tentang pengambilan keputusan pembelian konsumen pada produk yang bersifat convenience, apabila pelanggan dihadapkan pada pilihan nama merek, harga, serta berbagai atribut poduk, pelanggan cenderung memilih merek terlebih dahulu baru memikirkan harga. Sehingga sesuai dengan teori yang dinyatakan Aaker bahwa “Brand equity can affect costumer's confidence in the purchase decision” (1991). Ekuitas merek akan mempengaruhi kepercayaan diri konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Berdasarkan hal diatas, sangat menarik untuk diteliti tentang pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian ini.


Merek
          Asosiasi Pemasar Amerika (Kotler, 2009) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjualan dan untuk mendiferensiasikannya dari barang dan jasa pesaing. Menurut Undang-Undang Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 merek merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Manfaat merek menurut Keller (2008) adalah :

          Memiliki merek yang kuat merupakan aspek vital bagi perusahaan. Sejumlah studi menemukan dampak positif dari memiliki merek kuat (Tjiptono, 2011):
1. Efek berkaitan dengan produk
Merek berhubungan positif dengan evaluasi produk, persepsi kualitas dan tingkat pembelian. Selain itu familiaritas dengan sebuah merek berpotensi meningkatkan costumer confidence, sikap terhadap merek, dan minat beli
2. Efek berkaitan dengan harga
Brand leader mampu menetapkan harga lebih mahal, lebih kuat menghadapi situasi kenaikan harga dan lebih tahan terhadap perang harga dari para pesaing. Brand leader juga mampu meraih pangsa pasar pada tingkat yang lebih besar dibandingkan para pesaing.
3. Efek berkaitan dengan pemasaran
Konsumen cenderung bereaksi positif terhadap pengulangan iklan merek yang terkenal. Konsumen yang berkomitmen tinggi pada sebuah merek cenderung lebih mungkin bersikap divensif dan mengoreksi informasi negatif yang diterimanya. Hal ini menyebabkan merek kuat cenderung lebih mampu menghadapi situasi krisis.
4. Efek berkaitan dengan distribusi
Produk yang memiliki merek kuat lebih mudah diterima para distributor dan mendapatkan tempat tersendiri dipasar. Gerai ritel juga lebih mungkin menonjolkan merek yang terkemuka guna menciptakan citra berkualitas.

Ekuitas Merek Suatu Produk (BrandEquity Product)
          Menurut Aaker (1991) ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban yang terkait dengan sebuah merek, nama, simbolnya, yang menambah dan mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk dan jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2009) ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.
Dalam model Aaker, Brand Equity diformulasikan dari sudut pandang manajerial dan strategi korporat, dengan landasan utamanya adalah perilaku konsumen. Aaker menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan Brand Equity dalam empat dimensi: Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality, dan Brand Loyalty. Konsep ekuitas merek dari Aaker (1991) dapat dilihat pada gambar berikut ini :


Ekuitas merek, menurut Knapp (2001) didefinisikan sebagai suatu penilaian merek berdasarkan totalitas dari persepsinya, meliputi kualitas relatif dari produk dan jasa, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, kepuasan, penghargaan, dan sebagainya. Ekuitas merek mungkin membangkitkan nilai bukan hanya bagi perusahaan dan pelanggan, tetapi juga bagi karyawan, Stakeholder, dan manajemen. Melalui merek dengan ekuitas merek yang kuat,25
perusahaan dapat menguasai pasar dengan mengembangkan keuntungan yang kompetitif dan berkelanjutan. Kekuatan merek dapat dilihat dari kuat tidaknya ekuitas merek.
Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing.  Ekuitas merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan, berikut adalah nilai ekuitas merek bagi perusahaan :
1. Ekuitas merek yang kuat dapat membantu perusahaan dalam upaya menarik minat calon konsumen serta upaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek.
2. Seluruh elemen ekuitas merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena ekuitas merek yang kuat akan mengurangi keinginan konsumen untuk berpindah ke merek lain.
3. Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek tidak akan mudah untuk berpindah ke merek pesaing, walaupun pesaing telah melakukan inovasi produk.
4. Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi atas keputusan strategi perluasan merek.
5. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menentukan harga premium serta mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap promosi.
6. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menghemat pengeluaran biaya pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan perluasan merek.
7. Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan loyalitas saluran distribusi yang akan meningkatkan jumlah penjualan perusahaan.
8. Empat elemen inti ekuitas merek (Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, dan Brand Loyality) yang kuat dapat meningkatkan kekuatan elemen ekuitas merek lainnya seperti kepercayaan konsumen, dan lain-lain.

Produk ini pasti sudah tidak asing lagi buat kita, apalagi masyarakat Indonesia pasti mengetahui pasta gigi Pepsodent. Brand Equity dari pepsodent sangat melekat di benak konsumen. Walaupun sekarang banyak bermunculan merk pasta gigi terbaru, pepsodent tetap bisa mengalahkan pesaing-pesaingnya dan tetap dicintai oleh khalayak luas.  Kekuatan suatu brand equity dapat dilihat dari 7 indikator :
1.    Leadership.
kemampuan mempengaruhi pasar,baik harga maupun atribut non-harga. Cara pepsodent mempengaruhi pasar yaitu dengan menjadi pasta gigi yang pertama di indonesia serta harga yang ditawarkan oleh pepsodent cukup terjangkau oleh semua kalangan. dan konsumen juga dapat menikmati hasil yang bagus dari produk pepsodent.
2.    Stability.
kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Seperti yang kita ketahui pepsodent dapat mempertahankan kualitas yang baik serta harga yang terjangkau, hal ini yang membuat pepsodent dapat mempertahankan loyalitas pelanggan.
3.    Market.
kekuatan merk untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor. Dilihat dari banyaknya konsumen maupun konsumen tetap, hal ini dapat berpengaruh dengan peningkatan penjualan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja toko/distributor.
4.    Internationality.
kemampuan merk untuk keluar dari area geografisnya/masuk ke negara lain. sejauh ini pepsodent sudah mulai memasuki negara-negara tetangga indonesia seperti malaysia dan singapura.
5.    Trend.
merk menjadi semakin penting dalam industri. Merk pepsodent pasti sudah sangat familiar di telinga warga Indonesia, ini juga salah satu kelebihan brand equity yang dimiliki oleh pepsodent.
6.    Support.
besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merk. Pepsodent pasti mengeluarkan dana yang cukup besar untuk hal yang satu ini, karena konsumen pepsodent sangat banyak dan tersebar ke pelosok-pelosok Indonesia.
7.    Protection.
Merk tersebut mempunyai legalitas.Pepsodent termasuk brand yang legal karena dilindungi oleh UU.

            Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, dan asosiasi dengan berbagai karakteristik merek.  Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut dan pada akhirnya akan mengarah pada keputusan pembelian produk.  Beberapa pemasar menganggap bahwa pada saat ini persaingan harga bukanlah suatu hal yang utama. Seiring berjalannya waktu, konsumen modern tampaknya mulai mengalihkan perhatiannya pada kualitas dan gengsi.  Mereka rela mengeluarkan uang lebih hanya untuk mendapatkan sebuah barang bermerek terkenal. Selain bergengsi, konsumen menganggap bahwa barang bermerek terkenal mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding barang merek lain yang kurang terkenal, walaupun pada kenyataannya tidaklah selalu begitu. Di sinilah letak kekuatan ekuitas merek. Ekuitas merek yang kuat diharapkan dapat mempengaruhi konsumen untuk menjatuhkan pilihan pada suatu produk tertentu
meski harga yang ditawarkan tidaklah murah.
Terdapat beberapa elemen utama yang merupakan pendukung dari ekuitas merek yaitu : kesadaran merek (Brand Awareness), asosiasi merek (Brand Association), dan persepsi kualitas (Perceived Quality). Elemen-elemen tersebut akan membentuk ekuitas merek (Brand Equity) yang merupakan modal menentukan keunggulan kompetitif dan komparatif.


A.      Kesadaran Merek (BrandAwareness)
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori tertentu. Kesadaran
Merek pasta gigi Pepsodent dalam mempengaruhi ekuitas sebuah merek terhadap keputusan pembelian konsumen dapat mengacu pada indikator sebagai berikut :
a. Kemampuan pelanggan mengenali logo merek pasta gigi Pepsodent
b. Kemampuan pelanggan mengingat model varian psta gigi Pepsoden
c. Kemampuan pelanggan menginggatsalah satu iklan pasta gigi Pepsodent
d. Kemampuan untuk mengingat merek pasta gigi Pepsodent pada level Top of Mind;
e. Ciri khas yang membedakan produk
Kesadaran merek akan sangat berpengaruh terhadap ekuitas suatu merek.  Kesadaran merek akan mempengaruhi persepsi dan tingkah laku seorang konsumen. Oleh karena itu meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek merupakan prioritas perusahaan untuk membangun ekuitas merek yang kuat. Durianto, dkk (2004), mengungkapkan bahwa tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu merek dapat ditingkatkan melalui bebagai upaya sebagai berikut :
1. Suatu merek harus dapat menyampaikan pesan yang mudah diingat oleh para konsumen.
2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dibandingkan merek lainnya. Selain itu pesan yang disampaikan harus memiliki hubungan dengan merek dan kategori produknya.
3. Perusahaan disarankan memakai jingle lagu dan selogan yang menarik agar merek lebih mudah diingat oleh konsumen.
4. Simbol yang digunakan perusahaan sebaiknya memiliki hubungan dengan mereknya.
5. Perusahaan dapat menggunakan merek untuk melakukan perluasan produk, sehingga merek tersebut akan semakin diingat oleh konsumen.
6. Perusahaan dapat memperkuat kesadaran merek melalui suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.
7. Membentuk ingatan dalam pikiran konsumen akan lebih sulit dibandiingkan dengan memperkenalkan suatu produk baru, sehingga perusahaan harus selalu melakukan pengulangan untuk meningkatkan ingatan konsumen terhadap merek.
Pengukuran kesadaran merek didasarkan kepada pengertian-pengertian dari kesadaran merek yang mencakup tingkatan merek menurut David A. Aeker, yaitu puncak pikiran (Top of Mind), peningkatan kembali merek (Brand Recall), dan pengenalan merek (Brand Recognition), dan tidak menyadari merek (Unware of Brand).
a. Top of Mind;
Merek yang pertama kali muncul dalam benak konsumen ketika konsumen ditanya tentang kategori suatu produk yang dapat diingat kembali secara spontan, tanpa adanya bantuan. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
b. Brand Recall;
Pengingatan kembali terhadap merek tanpa adanya bantuan (Unaided Recall).
c. Brand Recognition;
Tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagisetelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (Aided Recall).

d. Unware of Brand.
Level ini adalah tingkat terendah dalam piramida merek, di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

Membangun kesadaran merek biasanya membutuhkan periode waktu yang lama karena penghafalan bisa berhasil dengan repetisi dan penguatan, dalam kenyataan, merek-merek dengan tingkat pengingatan kembali yang tinggi biasanya merupakan merek-merek yang berusia tua.  Pelanggan cenderung memilih merek yang sudah dikenal karena merasa aman dengan sesuatu yang dikenal dan beranggapan merek yang sudah dikenal kemungkinan bisa diandalkan, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.
Semakin tinggi tingkat kesadaran merek (Brand Awareness), maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen.

B.       Persepsi kualitas(Perceived Quality)
Persepsi kualitas (perceived quality) merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting baginya. Persepsi pelanggan merupakan penilaian, yang tentunya tidak selalu sama antara pelanggan satu dengan lainnya. Kesan kualitas sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk/jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah :
a. Kualitas produk yang ada di benak konsumen;
b. Kualitas produk yang diharapkan konsumen;
c. Keamanan mengkonsumsi produk.

Persepsi pelanggan merupakan penilaian, yang tentunya tidak selalu sama antara pelanggan satu dengan lainnya.  Persepsi kualitas yang positif dapat dibangun melalui upaya mengidentifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh konsumen, dan membangun persepsi kualitas pada dimensi penting pada merek tersebut.  Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan terhadap suatu produk dibenak konsumen. Persepsi kualitas keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada
keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto, dkk 2004).
Menurut David A. Aaker (dalam Durianto, dkk 2004), persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan.  Terdapat nilai yang dapat menggambarkan nilai-nilai dari persepsi kualitas (Durianto, dkk 2004),sebagai berikut :
a. Alasan untuk membeli
Persepsi kualitas yang baik dapat membantu periklanan dan promosi yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efektif, yang akan terkait dengan keputusan pembelian oleh konsumen.
b. Diferensiasi atau posisi
Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh untuk menentukan posisi merek tersebut dalam persaingan.
c. Harga optimum
Penentuan harga optimum yang tepat dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan persepsi kualitas merek tersebut.
d. Minatsaluran distribusi
Pedagang akan lebih menyuka untuk memasarkan produk yang disukai oleh konsumen, dan konsumen lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik.
e. Perluasan merek
Persepsi kualitas yang kuat dapat dijadikan sebagai dasar oleh perusahaan untuk melaksanakan kebijakan perluasan merek.

Dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu produk (Durianto, dkk 2004):
a. Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang utama.
b. Features, yaitu elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan dari produk.
c. Conformancewith specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat.
d. Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk.
e. Durability, yaitu daya tahan sebuah produk.
f. Serviceability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan sehubungan dengan produk.
g. Fit and finish, yaitu menunjukkan saat munculnya atau dirasakannya kualitas produk.

Persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Hal itu karena konsumen akan lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik. Aeker (dalam Lindawati, 2005) mengatakan bahwa Perceived Quality (persepsi kualitas) akan mempengaruhi keputusan pembelian dan Brand Loyalty secara langsung, terutama ketika pembeli tidak termotivasi atau dapat untuk mengadakan suatu analisis yang detail. Konsumen akan lebih memilih merek yang sudah mereka kenal karena persepsi konsumen bahwa merek tersebut dapat diandalkan. Selain itu, konsumen juga merasa yakin bahwa merek tersebut dapat menghindarkan mereka dari risiko
pemakaian (Durianto, 2004)
Semakin tingkat persepsi kualitas suatu merek (Perceived Quality), maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen.

C.      Asosiasi merek (Brand Association)
Asosiasi merek (Brand Association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory) mengenaisebuah merek. Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Maksud dari asosiasi merek penelitian ini adalah hal berkaitan dengan ingatan pelanggan mengenai pasta gigi Pepsodent yang dapat dirangkai, sehingga membentuk citra merek di dalam pikiran pelanggan, yang diukur dengan indikator:
a. Nilai produk yang lebih identik dengan produk yang lebih inovatif.;
b. Publisitas yang dapat memberikan gambaran produk pada konsumen;
c. Kredibilitas perusahahan

Asosiasi merek (Brand Association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory) mengenai sebuah merek (Aeker dalam Humdiana, 2005). Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Suatu merek yang lebih mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat.  Asosiasi merek dapat memberikan nilai bagi suatu merek dari sisi perusahaan maupun dari sisi konsumen, berikut adalah berbagai fungsi dari asosiasi tersebut (Durianto, dkk, 2004):
a. Membantu proses penyusunan informasi;
b. Membedakan merek dengan merek lain;
c. Alasan pembelian;
d. Menciptakan sikap perasaan positif karena pengalaman ketika menggunakan produk;
e. Landasan perusahaan untuk melakukan perluasan merek.
Menurut Durianto, dkk (2004), asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya akan dihubungkan dengan hal-halsebagai berikut :
a. Atribut produk,seperti karakteristik darisuatu produk;
b. Atribut tak berwujud, seperi persepsi kualitas, kesan nilai, dan lain-lain
c. Manfaat bagi pelanggan, yang terdiri dari manfaat rasional dan manfaat psikologis;
d. Harga relatif;
e. Asosiasi merek dengan penggunaan tertentu;
f. Asosiasi merek dengan tipe pelanggan tertentu;
g. Mengkaitkan orang terkenal dengan merek tertentu;
h. Gaya hidup pengguna produk;
i. Kelas produk;
j. Mengetahui para pesaing.
k. Keterkaitan dengan suatu negara atau suatu wilayah geografis.
Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangsangan yang disebut dengan Brand Image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, maka akan semakin kuat citra mereknya. Selain itu, asosiasi merek dapat membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang pada akhirnya akan memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut (Durianto, dkk 2004).  Asosiasi merek (Brand Association) dapat menciptakan kredibilitas merek yang baik di pikiran pelanggan, karena adanya Benefit Association yang positif di pikiran, hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian yang dibuatnya. Schiffman dan Kanuk menambahkan, bahwa asosiasi merek yang positif mampu menciptakan citra merek yang sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga dapat menciptakan rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian merek tersebut.
Semakin tinggi tingkat asosiasi merek (Brand Association), maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen.

Asosiasi Organisasi
Asosiasi organisasi dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif untuk mengembangkan persaingan pasar apabila merek tersebut tidak memiliki karakteristik yang dapat membedakan dengan merek pesaing. Sebuah perusahaan harus selalu menjaga asosiasi organisasinya di mata konsumen karena konsumen akan lebih tertarik untuk memilih merek yang diproduksi oleh perusahaan yang memiliki citra asosiasi organisasi yang baik. Selain itu, asosiasi organisasi akan sangat diperlukan untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. Durianto, dkk (2004), menyatakan 6 unsur yang dapat mempengaruhi asosiasi organisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Orientasi pada masyarakat.
Organisasi yang baik dapat dibuktikan melalui kepekaannya terhadap lingkungan, menjadi sponsor dalam kegiatan amal, memperlakukan karyawannya dengan baik, dan lain-lain.
b. Persepsi kualitas
Asosiasi organisasi dapat digunakan perusahaan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada konsumen bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang dapat dipercaya.
c. Inovasi
Melalui inovasi, perusahaan dapat menampilkan merek yang terkesan lebih modern dan selalu mengikuti perkembangan pasar.
d. Perhatian kepada pelanggan
Perusahaan akan selalu mendapatkan konsumen di urutan pertama agar perusahaan tetap dapat menjaga hubungan jangka panjang dengan konsumen.
e. Keberadaan dan keberhasilan
kesuksesan suatu merek akan menciptakan rasa percaya diri terhadap konsumen yang telah memiliki produk tersebut.
f. Lokal versus global
Keputusan untuk mempersepsikan merek sebagai merek lokal atau global. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangsangan yang disebut dengan Brand Image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, maka akan semakin kuat citra mereknya. Selain itu, asosiasi merek dapat membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang pada akhirnya akan memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut (Durianto, dkk 2004)
  
  


CO-BRANDING COCA COLA DENGAN EXTRA JOSS

Latar Belakang
          Industri minuman energi di Indonesia merupakan lahan yang cukup menggiurkan, tak terkecuali bagi raksasa minuman ringan dunia, Coca Cola.  Perkembangan pasar minuman energi di Indonesia berkembang dengan pesat, dari nilai penjualan yang hanya sekitar Rp 65 juta rupiah per bulan di tahun 1994, hingga menjadi Rp 45 milyar per bulan di akhir tahun 2001.  Data menunjukkan pola konsumsi masyarakat Indonesia atas minuman berenergi ini mencatatkan volume bisnis hingga mencapai 314 juta liter minuman energi per tahun dan mampu menghasilkan pendapatan sekitar 300 juta dolar Amerika setiap tahunnya.  Ditambah lagi dengan perkembangan pasar ini terhitung cukup besar untuk produk minuman, yaitu pertambahan sebesar 12% dalam kurun waktu lima tahun terakhir terhitung dari tahun 2001.
          Pilihan cara memasuki pasar yang dipertimbangkan Coca Cola adalah memasukkan merek yang telah dimiliki Coca Cola Company ke Indonesia, meluncurkan merk baru, atau bekerja sama dengan pemain lokal.  Namun dilihat dari segi biaya, baik membawa merk dari luar atau meluncurkan merk baru menimbulkan kebutuhan atas dukungan finansial yang sangat besar untuk membangun merk tersebut bagi pasar Indonesia serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
          Coca Cola memilih untuk melakukan pendekatan kepada Bintang Toedjoe untuk bekerjasama.  Hal ini pun direspon positif oleh Bintang Toedjoe, karena Bintang Toedjoe juga ingin menguasai kategori minuman energi cari, namun produk minuman kaleng Extra Joss X yang telah dilempat ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar ini tidak mendapat respon yang diharapkan.  Dengan kerja sama ini diharapkan akan terlahir produk minuman energi cair yang dapat menguasai pasar Indonesia.
          Dengan demikian, terciptalah produk Extra Joss Strike.  Bintang  Toedjoe memberikan lisensi bagi Coca Cola untuk menggunakan brand Extra Joss, dan Coca Cola juga membawa brand-nya sendiri dengan nama Strike.  Coca Cola memproduksi dan memasarkan Extra Joss Strike yang dikeluarkan dalam kemasan kaleng, sementara Extra Joss dalam bentuk sachet tetap ditangani sepenuhnya oleh Bintang Toedjoe.  Bintang Toedjoe sendiri memposisikan Extra Joss Strike sebagai pengganti lini produk Extra Joss X dan menghentikan produksi dan distribusi Extra Joss X.
          Strategi Coca Cola yang melakukan co-branding dengan Extra Joss dilakukan bukan tanpa alasan.  Alasan Coca Cola melakukan strategi co-branding antara lain:

·    Market Saturation
Kondisi persaingan minuman energi di Indonesia sangat intens terutama pada pasar minuman energi jensi cair sedangkan jenis bubuk sudah dikuasai mutlak oleh Extra Joss.  Pemain pada minuman energi cair antara lain:  Kratingdaeng, Lipovitan, M-150, Panther dll.  Kratingdaeng adalah pemimpin pasar.
·    Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen di Indonesia akan Coca Cola selam ini merupakan minuman bersoda yang menyegarkan dan bukan minuman energi.  Dengan menjual produk yang tidak sesuai dengan persepsi konsumen akan membuat ketidakyakinan konsumen.  Biaya untuk membangun image baru dari awal akan sangat besar.
·    Kekuatan Extra Joss di Indonesia
Extra Joss memiliki kekuatan yang sangat besar dalam industri minuman energi jenis bubuk di Indonesia.  Pengalaman Extra Joss selama ini dalam pasar minuman energi di Indonesia akan sangat menguntungkan Coca Cola dan terlebih lagi kepercayaan dan popularitas Extra Joss di Indonesia akan memudahkan penjualan.
·    Kesamaan Tujuaan
Extra Joss ingin menyaingi Kratingdaeng di pasar minuman energi cair sedangkan Extra Joss selama ini berkonsentrasi pada pasar minuman energi bubuk.  Coca Cola ingin memasarkan produk barunya beruap minuman energi cari sekaligus menyingkirkan botol Kratingdaeng yang selalu mengisi kulkas Coca Cola di warung-warung.

         
          Dengan demikian, terciptalah produk Extra Joss Strike. Bintang Toedjo memberikan lisensi bagi Coca cola untuk menggunakan brand Extra Joss, dan Coca cola juga membawa brand nya sendiri dengan nama Strike. Dibawah perjanjian partnership ini, coca cola memproduksi dan memasarkan Extra Joss yang dikeluarkan dalam kemasan kaleng, sementara Extra Joss dalam bentuk sachet ditangani sepenuhnya oleh Bintang Toedjoe. Bintang Toedjoe sendiri memposisikan Extra Joss strike sebagai pengganti lini produk Extra Joss X dan menghentikan produksi dan distribusi Extra Joss X.  
          Kasus ini menjadi menarik karena coca cola yang merupakan sebuah perusahaan global harus bekerja sama dengan PT Bintang Toedjoe yang merupakan perusahaan local. Coca cola sebenarnya sebuah perusahaan global yang menerapkan strategi glocal ( think global act local ). Beberapa merk The Coca cola company merupakan merek local yang harus dijual disatu atau beberapa Negara saja seperti Tab yang merupakan minuman energy yang dijual di Ukraina. Di Indonesia, Coca cola harus menggandeng pemain local untuk melakukan strategi co branding di pasar minuman energy.  Sejak pertama kali diluncurkan pada awal tahun 2007, Extra Joss Strike sudah melakukan beberapa kali perbaikan mulai dari iklan yang awalnya menggambarkan atau "kuli" hingga saat ini mengeluarkan iklan yang menggambarkan targetnya yang lebih umum bahkan sampai tingkat social menengah atas. Bahkan kabarnya Extra joss strike akan merubah kemasan dengan lebih menonjolkan kata Strike - nya. Hal ini dilakukan karena coca cola melihat awareness yang sudah mulai terbentuk dan ingin menjelaskan kepada konsumen kalau strike adalah produk dari Coca cola. Selama ini banyak yang mengira Strike adalah varian baru Extra Joss.

Perkembangan Produk
1.        Produk Minuman Energy Coca Cola 
          Sebenarnya The Coca Cola Company mempunyai beberapa lini produk minuman energy di pasar internasional seperti burn, full throttle, dan tab. Ketiga minuman energy tersebut dikemas dalam bentuk kaleng dan masing-masing merek memiliki beberapa varian. Produk minuman energy coca cola kebanyakan berada di amerika dan eropa timur. Minuman energy milik coca cola yang dipasarkan di pasar internasional memiliki kadar taurine yang lebih rendah daripada di Indonesia ( 605 -606 mg dibandingkan 1000mg di Indonesia ).

2.        Extra Joss
          Produk PT Bintang Toedjoe yang sangat sukses dan dibahas didalam penelitian ini adalah extra joss. Pd th 2004, extra joss mendapatkan posisi kedua pada Indonesian Best Brand Award di kategori minuman energy.  Dalam setiap sajiannya extra joss mengandung 1000mg taurine atau sama dengan yg terkandung di dalam kratingdaeng. Taurine adalah salah satu asam amino yang banyak di dalam tubuh, terutma di otot, jantung, dan otak ( www. Binta
ng7.com ). Inositol merup salah satu penyusun vitamin b kompleks yg banyak terdapat didalam jaringan otot dan otak (www.bintang7. Com ). Taurine da inositol didalam tubuh berperan dalam pergerakan ion2 natrium, kalium, magnesium, dan kalsium masuk dan keluar sel sehingga membantu penghantaran impuls saraf.  Taurine sendiri berperan besar dalam kontraksi otot, terutama otot jantung dan system syaraf sehingga penggunaannya harus dibatasi karena berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Penggunaan extra joss dibatasi sebanyak 3 sachet setiap harinya bagi org dewasa.
Selain taurine, sebagian besar minuman energy termasuk extra joss mengandung kafein. Kafein merup bahan berkhasiat yang terdapat di dalam kopi yg telah dikenal luas oleh masyarakat karena mampu meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan, mengatsi kantuk, dan meningkatkan kecepatan reaksi. Oleh karena itu, mimnuman energy seperti extra joss dan kratingdaeng sering kali dijadikan doping bagi para pkerja, supir, dan mahasiswa ketika harus bekerja hingga larut malam.

3.        Varian Extra Joss
Extra Joss memiliki banyak varian produk di antaranya:
a)   Extra Joss Biang 2000
Extra Joss Millenium 2000 varian ini diluncurkan pada pergantian milenium sejak tahun 2000
diluncurkan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 1999 dan diresmikan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 2000 ditujukan untuk kalangan menengah.  Produk ini dikomunikasikan dengan kampanye Generasi Millenium begitu sukses menembus kalangan man of street, citra Extra Joss kemudian ditingkatkan ke kalang an menengah ke atas, sembari menunjukkan kebesaran dan kekuatannya.  Extra Joss Millenium 2000 ikut mewarnai tema pergantian ke abad yang baru.


b)   Extra Joss Tab
Extra Joss Tab diluncurkan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 2001 mulai sejak pada tahun lahir 2001 diluncurkan Extra Joss Tab (Tablet Effervescent) yang lebih premium dan eksklusif. Tujuannya adalah untuk bersaing dengan merek dalam kemasan botol yang dipersepsikan premium untuk kelas atas.
c)    Extra Joss LG
Extra Joss LG diluncurkan mulai sejak pada tanggal sejak pada tanggal 1 Januari 2004 mulai sejak pada tahun lahir 2004 dengan kemasan berwarna merah yang mengandung L-Glutamine

d)   Extra Joss X
Extra Joss X diluncurkan mulai sejak pada tanggal sejak pada tanggal 1 September 2004 mulai sejak pada tahun lahir 2004 dengan produk baru dalam kemasan kaleng 250 ml. Kemasannya mewah dengan warna kuning keemasan ditujukan untuk konsumen kelas atas.
e)    Extra Joss Active B7
Extra Joss Active B7 diluncurkan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 2005 mulai sejak pada tahun lahir 2005 dengan melakukan reformulasi Extra Joss original menjadi Extra Joss Active B7 sebagai langkah nyata untuk terus berinovasi meningkatkan kualitas Extra Joss.

f)    Extra Joss Strike
Extra Joss Strike diluncurkan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 2007 mulai sejak pada tahun lahir 2007 dengan perusahaan oleh Coca Cola dan Bintang Toedjoe melakukan kerjasama dengan meluncurkan Extra Joss Strike. Melalui kerjasama ini, Coca Cola System di Indonesia
berhak untuk memproduksi dan mendistribusikan minuman energi siap saji berlabel "Extra Joss Strike".

g)   Extra Joss Active
Extra Joss Active Rasa Original yakni Extra Joss Active Rasa Anggur Burst (kemasan warna Ungu),  Extra Joss Active Rasa Krim Soda (kemasan warna Hijau) dan Extra Joss Active rasa Apel Blackcurrant (kemasan warna Merah).
h)   Extra Joss Fit
Extra Joss Fit diluncurkan mulai sejak pada tanggal 1 Januari 2007 mulai sejak pada tahun lahir 2007 dengan meluncurkan minuman energi yang disajikan dalam bentuk hangat. Terdapat dua varian yakni Extra Joss Fit Jahe dan Extra Joss Fit Ginseng.


SEJARAH PERKEMBANGAN PRODUK EXTRA JOSS
          Extra Joss lahir pada 14 Agustus 1994. Kelahirannya dipicu oleh pemikiran bahwa semakin hari semakin banyak orang yang membutuhkan minuman energi / minuman kesehatan Termasuk dari kalangan status ekonomi sosial (SES) menengah ke bawah.
Masalahnya pada waktu itu harga jual produk minuman energi yang ada belum terjangkau golongan ekonomi menengah ke bawah karena belum ada pemain pasar yang membuat terobosan agar menjadi harga produk lebih terjangkau.
          Mengingat kompetensi inti PT Bintang Toedjoe (B7) terletak pada obat-obatan farmasi berbentuk serbuk dan dikemas di dalam sachet maka B7 bermaksud menyajikan minuman kesehatan serbuk dalam kemasan sachet pula. Dengan begitu B7 mampu menekan biaya penjualan karena produk tidak memerlukan kemasan botol dan transportasi menjadi lebih efisien.  Ide nama Extra Joss diperoleh karena mudah diingat, sederhana, berkesan segar dengan dua huruf "s" ganda yang kuat dan personality-nya cocok dengan produk sachet yang akan dikembangkan.
          Kata "joss" berasal dari dialek pergaulan masyarakat Surabaya yang dikenal suka bersuara lantang dan blak-blakan. Di sana "joss" bermakna manjur atau oke. Tidak mengherankan bila B7 kemudian memilih Jawa Timur sebagai lokasi peluncuran perdana produk Extra Joss, khususnya di kota Surabaya dan Malang.
          Soft launching produk Extra Joss dilakukan di Malang dan Surabaya mulai bulan September 1994. Setelah dipastikan bahwa semua berada di jalur yang benar baru dilakukan grand launching pada April 1995, dengan distributor Wicaksana Overseas International (WOI).
          Penayangan TV komersial dan radio dengan slogan terkenal "Ini biangnya. Buat apa beli botolnya?" membuat produk Extra Joss mengalami boom sehingga terjadi kehabisan stok di mana-mana dan memacu pabrik beroperasi non-stop.                     Begitu sukses menembus kalangan man of street, citra Extra Joss kemudian ditingkatkan ke kalangan menengah ke atas, sembari menunjukkan kebesaran dan kekuatannya. Extra Joss Biang 2000, ikut mewarnai tema pergantian ke abad yang baru.                       Di tahun 2001, Extra Joss kemudian dikomunikasikan sebagai menembus impian dan emosi masyarakat dengan memakai tajuk Generasi Biang (Genbi). Tampillah kemudian sosok-sosok yang dianggap sebagai Generasi Biang sebagai cerminan personifikasi Extra Joss yang maju dan anti kemapanan, misalnya : Ahmad Dhani dari grup musik Dewa, Sujiwo Tejo, Melly Goeslaw, Sarah Sechan, Taufik Hidayat (atlet bulutangkis), dan Lisa Rumbewas (atlet angkat besi wanita) sebagai simbol generasi itu. "Join The Genbi" muncul di banyak acara Extra Joss. Segmen psikografis sudah mulai digarap Extra Joss dengan menawarkan emotional benefit disamping functional benefit.
          Tahun 2001 diluncurkan Extra Joss Tab (tablet effervescent) yang lebih premium dan eksklusif. Tujuannya adalah untuk bersaing dengan merek dalam kemasan botol yang dipersepsikan premium untuk kelas atas.
         
          Pada pesta Piala Dunia 2002, Extra Joss mengundang pemain sepak bola terkenal dari Italia, Alessandro Del Piero menjadi bintang iklannya dan meningkatkan brand image Extra Joss ke taraf internasional.
Tidak berhenti sampai disitu, Extra Joss juga membina hubungan emosional dengan konsumen Indonesia dengan menggelar program mendukung kegiatan masyarakat seperti ibadah kurban.
          Pada 2003, Majalah SWA Sembada dan perusahaan riset pasar MARS memberikan Extra Joss penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA) sebagai merek terbaik untuk kategori minuman energi non-cair.
Selama tiga tahun berturut-turut pada 2001, 2002, dan 2003 Extra Joss menerima anugerah Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagan minuman energi dalam bentuk serbuk oleh Majalah SWA Sembada dan Frontier.
          Di tahun 2003, Extra Joss menerima anugerah Asia Pacific Excellent Award serta National Consumers' Quality Award untuk merek paling berharga dalam kategori minuman energi di negara Filipina, di mana Extra Joss juga menjadi market leader di katogori minuman energi.
Extra Joss X diluncurkan pada Januari 2004. Sebuah produk baru dalam kemasan kaleng 250 ml. Kemasannya mewah dengan warna kuning keemasan ditujukan untuk konsumen kelas atas.
          Pada bulan April 2004, diluncurkan juga Extra Joss LG, dengan kemasan berwarna merah, yang mengandung L-Glutamine.
Extra Joss melakukan reformulasi Extra Joss original menjadi Extra Joss Active B7 pada 10 Mei 2005. sebagai langkah nyata untuk terus berinovasi meningkatkan kualitas Extra Joss.
          Pada 26 Mei 2005 diluncurkan Extra Joss Endurans yang memiliki kelebihan di sisi daya tahan untuk beraktivitas.  Pada even Piala Dunia 2006, Extra Joss kembali mengundang pemain sepak bola asal Portugal yang bergabung dalam klub Manchester United yakni Cristiano Ronaldo sebagai endorser Extra Joss, yang datang ke Indonesia juga dalam rangka peduli kemanusiaan untuk korban tsunami Aceh.                   
                 Berkaitan dengan momen Piala Dunia 2006, Extra Joss menciptakan genre baru dalam persepakbolaan yang disebut Boladiator. Boladiator adalah permainan sepakbola setengah lapangan bergawang satu, dengan jumlah pemain dari masing-masing tim berjumlah tujuh orang. Mereka akan bermain dalam empat babak (masing-masing babak, tujuh menit). Program Boladiator ini sudah digelar di 6 kota yakni Semarang, Jogyakarta, Surabaya, Makasar, Bandung dan Medan. Di luar dugaan peserta Boladiator bukan hanya kalangan mahasiswa dan klub amatir melainkan juga klub-klub elit seperti PSSI All Star. Bahkan ketika Boladiator digelar di Medan jumlah penontonnya tak kurang dari 30.000 orang.
          Pada saat Piala Dunia 2006 berlangsung Extra Joss juga menggelar Bolaskop atau nonton bareng pertandingan sepakbola di layar lebar seperti menyaksikan bioskop yang diselenggarakan di ratusan titik. Melalui layar raksasa yang dipasang itu masyarakat bisa nonton bareng secara gratis sambil menikmati berbagai hiburan, aneka games dan hadiah merchandiser menarik dari Extra Joss. Kegiatan tersebut didukung seluruh kantor cabang Extra Joss di seluruh Indonesia.
          Berbagai penghargaan diperoleh Extra Joss pada tahun 2006. Setelah meraih penghargaan Superbrand Awards tahun 2004, Extra Joss kembali dinobatkan sebagai merek populer untuk kategori minuman energi 2006. Penghargaan ini diberikan The Indonesia Best Brand Award (IBBA).
          Bagi Extra Joss penghargaan ini merupakan kelima kalinya. Sejak tahun 2002, Extra Joss secara berturut-turut menduduki peringkat tertinggi, bahkan di tahun 2005 berhak mendapatkan Golden Best Brand Award.
Januari 2007, PT Coca Cola Indonesia dan PT Bintang Toedjoe melakukan kerjasama dengan meluncurkan Extra Joss Strike. Melalui kerjasama ini, Coca Cola System di Indonesia berhak untuk memproduksi dan mendistribusikan minuman energi siap saji berlabel "Extra Joss Strike".
Pada Februari 2007, Extra Joss meluncurkan varian produk baru untuk melengkapi varian Extra Joss Active Rasa Original yakni Extra Joss Active Rasa Anggur Burst (kemasan warna ungu), Extra Joss Active Rasa Krim Soda (kemasan warna hijau), dan Extra Joss Active rasa Apel Blackcurrant (kemasan merah).
 Varian lain Extra Joss, yaitu Joss Fit resmi dipasarkan secara nasional pada bulan Maret 2008. Joss Fit adalah minuman energi yang disajikan dalam bentuk hangat. Terdapat dua varian yakni Joss Fit Jahe dan Joss Fit Teh Madu.
Di tahun 2009, Extra Joss menerima 3 penghargaan bergengsi, yaitu : Best Brand Platinum 2009 dari SWA dan Mars karena telah memenangkan IBBA 7 tahun berturut-turut,  Indonesia Customer Satisfaction Award 2009 dari SWA dan Frontier, serta The Most Powerful Distribution Performance 2009 dari SWA dan Majalah Mix.
Segala upaya pengembangan Extra Joss hingga mencapai posisi terdepan kategori minuman kesehatan / minuman energi, tidak lepas dari profesionalisme dan dukungan berbagai pihak, mulai dari tim internal B7, tim distributor, para agen saluran distribusi, kreatif periklanan serta media massa, aparat pemerintahan, dan yang terbesar, konsumen minuman berenergi di Indonesia. Extra Joss bangga menjadi salah satu icon brand kebanggaan bangsa Indonesia.