Kamis, 25 Agustus 2016

EVIEWS: KURS RUPIAH DAN INDEKS NIKEI 225 TERHADAP IHSG

 


Hipotesis:
H1:  Kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG
H2:  Indeks Nikei 225 berpengaruh negatif terhadap IHSG

I.      IHSG
(LEVEL)



1st Difference

Nilai prob ADF test statistic sebesar 0,9887 lebih besar dari Alpha 5% sehingga kita menerima hipotesis nol (data tidak stasioner).
1st difference

Nilai prob ADF 0,0000 lebih kecil daripada alpha 5% sehingga kita tolak hipotesis nol dan menyimpulkan data sudah stasioner pada differens 1.  Untuk ADF statistiknya juga lebih kecil dari Mackinnon 5% level -2,885051. Hasil ini juga membuktikan bahwa dapa sudah stasioner pada differens 1


Berdasarkan output yang dihasilkan, maka model ARIMA dengan suku konstan merupakan model yang signifikan (sebagai calon model terbaik). Estimasi model ARIMA dapat ditulis dengan rumus:
Yt – Yt-1 = C + b1* {( Yt-1– Yt-2 )} + b2*{( Yt-2– Yt-3 )} + at
Yt– Yt-1 = 39.283967 + 0.199925( Yt-1– Yt-2 ) -0.208973( Yt-2– Yt-3 ) + at
 Verifikasi model


 Uji normalitas






Uji serial korelasi

Uji heteroskedestitas

Heterokedasitas Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedasitas digunakan metode Park Test. Apabila ditemukan korelasi yang signifikan (sig < 0,05) antara absolut residual dengan variabel independen lainnya, maka terjadi heterokedasitas. Apabila korelasi tidak signifikan (sig > 0,05) berarti model bebas heterokedasitas

ARCH


  
II.       KURS
(LEVEL)

1st Difference


1st Difference

Nilai prob ADF 0,0000 lebih kecil daripada alpha 5% sehingga kita tolak hipotesis nol dan menyimpulkan data sudah stasioner pada differens 1.  Untuk ADF statistiknya juga lebih kecil dari Mackinnon 5% level -2,885450. Hasil ini juga membuktikan bahwa dapa sudah stasioner pada differens 1

III.    INDEKS NIKEI 225
1st difference


  
  
1st difference

Nilai prob ADF 0,0000 lebih kecil daripada alpha 5% sehingga kita tolak hipotesis nol dan menyimpulkan data sudah stasioner pada differens 1.  Untuk ADF statistiknya juga lebih kecil dari Mackinnon 5% level -2,885051. Hasil ini juga membuktikan bahwa dapa sudah stasioner pada differens 1











IV.   IHSG, KURS, INDEKS NIKEI 225


1st difference




GARCH-M (-1) adalah signifikan secara statistik. Dengan demikian, ia memberitahu bahwa kesalahan prediksi IHSG (residual) dipengaruhi oleh variasi residual sebelumnya (GARCH). Berdasarkan hasil Eviews  menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah 0.000000. F nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0.00 <0,05) sehingga H0 ditolak dan dapat diartikan bahwa variabel independen yang terdiri kurs, indeks Nikei 225 bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel IHSG.
Jika dilihat pada nilai-nilai probabilitas variabel kurs dan indeks Nikei 225 memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05% yang berarti bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan hasil Eviews terlihat bahwa R-squared (R2) Nilai adalah 0,378860 dan Adjusted R-squared Nilai adalah 0,368593. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IHSG dapat dijelaskan oleh 50% dari kurs dan indeks Nikei 225 sedangkan sisanya (100% - 50% = 50%) dijelaskan oleh lainnya faktor di luar model.

 Correlogram


Berdasarkan Tabel correlogram menunjukkan bahwa asumsi non-autokorelasi terpenuhi (tidak adaautokorelasi). Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator
(1) ACF dan PACF batang pada lag -1 ke 36 lag berada di garis Bartlett. Bartlett garis adalah garis yang ditandai dengan titik-titik garis-garis pada sisi kanan dan kiri dari garis tengah;
 (2) Nilai-nilai autokorelasi dalam ACF dan PACF kolom dalam probabilitas -1 dan +1 nilai; (3) The Q nilai statistik sampai ketinggalan 36 adalah 43.818, Nilai ini lebih kecil dari nilai kritis χ2 di α = 5% dan 124 derajat kebebasan, yang 32,501
 (4) nilai Probabilitas dari lag - 1 tertinggal-36 menunjukkan nilai lebih besar dari α = 5%

Uji Jarque-bera

Uji normalitas dapat dilakukan dengan jarque bera test.  jika nilai J-B < 2 maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya, J-B > 2 maka data dikatakan tidak berdistribusi nornal.  Selain itu jika probabilitas > 5% maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya apabila probabilitas < 5% maka data tidak berdistribusi normal. Disini menunjukan bahwa probabilitas > 5% maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. 
Heteroskedasticity

Berdasarkan Tabel di atas, hal itu menunjukkan bahwa nilai yang dihitung dari χ2 (Obs * R-squared) adalah 1,21 dengan nilai probabilitas 0,61. Demikian pula, nilai -statistic F adalah 0,259 dengan nilai probabilitas dari 0,60 Ini berarti tes ARCH-LM menunjukkan bahwa model GARCH-M  diperkirakan bebas dari efek ARCH. Sebagai model terbaik, GARCH-M    Model akan menjadi elemen dasar untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG sepanjang periode pemantauan.


Selasa, 21 Juni 2016

KINERJA PENJUALAN PT. NIAGA ORIENS Kajian dari segi Product, Market Entry, Price, Promotion, Sales and Distribution, Consumer Caring

PENDAHULUAN

            PT. Niaga Oriens adalah sebuah perusahaan pemasaran untuk produk kategori consumer goods seperti minuman ringan dalam botol, snack dan kue-roti, dan permen yaitu produk-produk yang usia pemakaianya atau pola konsumsi pemasaranya relatif cepat. Produk-produk yang dipasarkanya adalah sebagai berikut :
1.      Kelompok minuman :
-          Carbonated softdrink.
-          Syrup.
2.      Kelompok snack :
-          Kacang goreng.
-          Kue, roti, dan aneka permen.
-          Kripik (Paru goreng, usus goreng dan sejenisnya).
Perusahaan ini berkedudukan di kota jakarta dengan cakupan pemasaran yang cukup luas di seluruh indonesia. Untuk pengadaan produk, niaga oriens bekerja dengan beberapa prinsipal utama. Perusahaan pemasaran ini mempunyai skala aktifitas yang relatif tinggi yaitu dengan pencapain tahunan sebesar Rp. 6 milyar dengan memperkejakan sejumlah  agen dan salesman. Jumlah agen yang dimiliki adalah 5 yang masing-masing berada di kota Bandunng, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, dan padang. Sedangkan di jabodetabek, unuk mencapai distribution coveragenya yang tinggi, sampai dengan pertengahan tahun 1994, perusahaan menggunakan 6 orang salesman yaitu order taking salesman dengan kesempatan melakukan juga canvas/direct canvas sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam satu bulan rata-rata nya selama 4 hari atau 20%.

GAMBARAN PEMASARAN
Niaga Oriens sejak September 1994 memperkejakan 14 orang salesman untuk melayani jabotabek dengan jumlah outlet 2.179 dari potensi outlet yang kurang lebih 14.000 outlet. Outlet yang dilayani oleh perusahaan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.       Supermarket / minimarket = 20%
b.      Toko kelontong                 = 30%
c.       Street Vendor                   = 30%
d.      Restoran / Rumah makan  = 20%
Sedangkan untuk carbonated softdrink, produk lainya dipasarkan luas ke seluruh indonesia dengan menggunakan sistem distribusi non direct selling yaitu melalui agen-agen penjualan / distributor di kota-kota sebagai berikut :
1.        Bandung              : untuk wilayah jawa barat.
2.        Semarang             : untuk wilayah jawa tengah dan DIY.
3.        Surabaya              : untuk wilayah jawa timur, bali dan nusa tenggara.
4.        Ujung Pandang    : untuk wilayah indonesia bagian timur lainya.
5.        Padang                 : untuk wilayah sumatera.
Komposisi hasil penjualan yang diperoleh selama ini menunjukan omzet 45% berasal dari wilayah DKI / Jabotabek, sedangkan 55% sisanya berasal dari penjualan distributor atau agen-agen luar kota. Dan selama ini tidak ada keluhan yang begitu signifikan, namun apabila ada keluhan maka hal ini dapat di tanggapi secara wajar.

KINERJA PENJUALAN
Manajemen menilai bahwa kinerja penjualan yang diperoleh saat ini masih jauh dari memadai.  Perusahaan pesaing dengan skala operasi yang kurang lebih sama berhasil mencatat omzet penjualan tahunan sebesar sekitar Rp. 12.000.000.000,- sedang perusahaan ini hanya berhasil mencatat omzet separuhnya atau sekitar Rp. 6.000.000.000,-, manajemen perusahaan sangat berharap kalau dapat tahun 1995 meningkatkan secara lebih spektakuler sebesar Rp. 18 milyar, atau paling tidak sejajar dengan pesaingnya yang setingkat itu.  Sementara itu seorang konsultan, setelah mengevaluasi kinerja para salesman, menilai bahwa optimum call untuk pelanggan kategori produk ini tidak lebih dari 280 call perbulan dengan efective call sebesar paling sedikit 60%. 
Masalah manajemen berharap agar kinerja perusahaan ini dapat ditingkatkan, hanya saja mereka ragu apakah NIAGA ORIENS dapat berkinerja hingga mencapai tingkat seperti yang telah dicapai oleh pesaingnya selama ini? Adapun target penjualan yang akan dicapai pada tahun 1995 adalah Rp. 18.000.000.000,- Pemecahan Masalah Strategi Umum Terlepas dari karyawan yang sudah ada, hendaknya manajemen (lebih khusus manajer SDM) lebih memperhatikan proses perekrutan, terutama bagi tenaga- tenaga penjualan yang notabene merupakan ujung tombak perusahaan. Ketika sudah diterima menjadi karyawan, sebaiknya jangan langsung diterjunkan untuk memasarkan barang, sebaiknya diberikan dulu pelatihan-pelatihan tentang pemasaran dan bagaimana bergaul dengan baik dalam kepentingan untuk mencari empati dari pelanggan. Dalam hal perawatan karyawan dan kesejahteraannya hendaknya juga tidak boleh dilupakan oleh perusahaan supaya mereka dapat bekerja maksimal bagi perusahaan. Jika ke empat belas karyawan (baik yang sudah lama ataupun yang masih baru) sudah sehati dan sesuara dengan visi dan misi perusahaan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memasang adalah strategi khusus. Berikut akan kami sampaikan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam tujuan untuk mencapai target penjualan Rp. 18.000.000.000,-.
Strategi Khusus Jika perusahaan sudah mampu untuk menjangkau seluruh wilayah jabotabek dan meningkatkan real call performance, sekarang tinggal mengandalkan kemampuan berkomunikasi tenaga-tenaga penjualan perusahaan. Diharapkan pelatihan-pelatihan teknik pemasaran yang baik, yang pernah diperoleh oleh mereka dapat diaplikasikan dalam dunia perdagangan yang sesungguhnya. Jika sebelumnya dari 3363 real call performance diperoleh 997 effective call performance, maka diharapkan seiring meningkatnya tenaga penjualan dan dengan strategi pembagian wilayah pemasaran, maka diharapakan effective call performance di tahun 1995 dapat meningkat menjadi minimal 12.000. Effective call performance dapat ditingkatkan dengan memberikan bonus-bonus pembelian bagi para outlet.


 Kinerja penjualan saat ini masih jauh dari harapan, dengan benchmark dari perusahaan pesaing dengan skala operasi yang sama namun berhasil mencatat omzet penjualan tahunan mecapai sekitar Rp. 12 milyar, sedangkan perusahaan oriens niaga hanya mencatat omzet penjualan Rp. 6 milyar. Manajemen perusahaan sangat berharap bahwa kinerja penjualan untuk tahun 2005 akan meningkat 3 kali lipat yaitu menjadi Rp. 18 milyar, atau paling tidak hampir sama dengan pesaingnya yaitu sebesar Rp. 12 milyar. Sementara itu seorang konsultan mengevaluasi kinerja para salesman niaga oriens dan menilai bahwa optimum call untuk pelanggan kategori produk ini tidak lebih dari 280 call perbulan dengan efektif call sebesar paling sedikit 60%. Sedangkan optimum call rata-rata persalesman adalah 560 call, dan efektif call nya 29%. Manajemen dan operational berharap agar kinerja perusahaan dapat ditingkatkan sehingga dapat membukukan omzet penjualan Rp. 18 milyar. Hanya niaga oriens ragu apakah dapat mencapai target penjualan tersebut dengan kinerja yang akan dilakukan kedepan.

KINERJA PRODUK
Pemilik perusahaan telah menanamkan sahamnya pada beberapa perusahaan pemasok produk yang dipasarkan niaga oriens. Harapannya, melalui kebijakan ini dapat ditingkatkan keamanan supply produk sehingga proyeksi pertumbuhan yang direncanakan dapat dicapai dengan aman. Revenue mix datang dari dua kelompok utama yaitu kelompok minuman dan kelompok snack diatas, dengan komposisi sumbangan sebesar 55%:45%. Distribusi produk juga dikomposisikan antara jabotabek dan non jabotabek masing-masing 45%:55%. Supply produk pada dasarnya baik dan kinerja produk dilapangan cukup baik dengan bukti hampir tidak ada keluhan pelanggan mengenai mutu produk. Pernah terjadi satu atau dua keluhan tetapi dapat diatasi dan mutu produk adalah cukup baik dan bahkan boleh dibilang paling baik bila dibandingkan dengan semua produk yang ada di pasar. Para pesaing umumnya khawatir akan mutu produk niaga oriens yang bisa dibilang memiliki mutu premium. Pada akhir tahu lalu perusahaan menambah beberapa varian produk baru, yang skala pengadaanya masih dapat ditingkatkan di tahun-tahun mendatang sepanjang bagian penjualan dapat meningkatkan kinerja penjualanya. Manajemen menjamin vahwa kesulitan produk harusnya tidak mungkin terjadi karena adanya hubungan baik dengan beberapa prinsipal lainya yang umumnya mempunyai produk premium. Dan bahkan pada awal tahun ini perusahaan telah menjadi salah satu agen penjualan kacang macademia yang sangat terkenal dari australia yang dijual pada tingkat harga premium. Manajemen bahkan khawatir bila kinerja pemasaran tidak meningkat, bukan tidak mungkin prinsipal macademia australia akan berpindah ke distributor yang lain, bila kinerja niaga oriens tidak bisa agresif. Itulah sebabnya di bulan september yang lalu perusahaan menambah 8 orang salesman baru hingga mencapai jumlah 14 orang dengan cakupan outlet yang hampir 3.000 outlet.

KINERJA HARGA
Selama ini  tidak pernah ada keluhan mengenai kebijakan harga yang ditentukan oleh perusahaan. Termasuk pada waktu perusahaan memasarkan kacang macademia. Pasar relatif menerima produk dengan harga premium saat ini. Saat ini perusahaan bahkan menjadi lebih bersahabat dengan para outlet karena potongan harga yang diberikan pada outlet menjadi lebih besar baik dalam prosentase maupun dalam nilai rupiahnya. Harapanya agar outlet lebih bersemangat untuk menjual produk ini.
KINERJA PROMOSI
Perusahaan ini selama ini tampil low profile dengan promosi yang seadanya, artinya bila diperlukan maka perusahaan akan melakukan beberapa bentuk promosi, itupun promosi yang dilakukan umumnya promosi below the line. Promosi umumnya dilakukan didaerah-daerah pasar dimana terjadi penurunan penjualan, atau penurunan frekwensi repeat buy dari para outlet dan agen penjualan. Promosi umumnya dilakukan memberikan blind bonus pada para outlet dan hasilnya cukup positif terbukti dengan  meningkatnya volume selling in pada setiap periode setiap promosi. Sayangnya promosi untuk mendukung selling out yang relatif kurang bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pesaing dalam pasar. Manajemen masih berfikir bahwa promosi jenis ini sangat mahal dan hanya akan dilakukan secara kontinue bila volume penjualan telah mencapai paling tidak Rp. 10 milyar per tahun. Ada sebuah pertanyaan yang belum terjawab di benak manajemen dan operasional perusahaan yaitu mengapa setiap kali terjadi promosi volume penjualan selalu tinggi, artinya promosi yang ditujukan pada para agen dan outlet selalu efektif meningkatkan omzet tetapi bulan berikut setelah selesai program promosi (yang umumnya dalam bentuk bonus paket seperti pengambilan 10 karton tunai mendapat ekstra 1 karton gratis) umumnya diikuti dengan penurunan volume penjualan yang sangat signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada yang salah dengan program promosi atau promosi harus dilakukan sepanjang tahun.

1.1     VISI DAN MISI
Marketing plan yang dilakukan pada niaga oriens ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja penjualanya naik 3 kali lipat menjadi Rp. 18 milyar pertahun atau Rp.1,5 milyar perbulan. Hal ini merupakan tantangan bagi seluruh jajaran manajemen, terutama pada divisi marketing/penjualan di niaga oriens, dan hal ini harus dibuktikan melalui berbagai peningkatan kineja dan tenaga penjualan serta pelayanan guna mencapai apa yang menjadi tujuan niaga oriens saat ini untuk tahun 1995. Untuk mencapai hal ini, pelaksanaan tugas pada tiap divisi dicantumkan dan dijabarkan dalam visi dan misi yang harus menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen dan karyawan niaga oriens.
Visi niaga oriens adalah, “PT. Niaga Oriens menjadi pemasar  consumer product untuk minuman dan snack dengan penjualan terbesar di Indonesia”
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dikembangkan misi niaga oriens sebagai berikut:
1.      Memuaskan konsumen dengan menyediakan  produk-produk makanan dan minuman berkualitas
2.      Membentuk komunitas karyawan untuk tumbuh bersama dan mengembangkan kualitas kehidupan, lingkungan kerja dan pekerjaan para karyawan.
3.      Menciptakan kemanfaatan jangka panjang yang berkesinambungan dalam hubungan antara perusahaan dengan seluruh mitra usaha.
4.      Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan menjalankan etika bisnis dan pengelolaan perusahaan yang baik.
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi diatas, maka seluruh manajemen niaga oriens melaksanakan filosofi sebagai berikut : “Kami memberikan kinerja terbaik dan pelayanan prima, dengan profesionalisme dan disupport oleh jiwa kepemimpinan yang visioner serta sikap SDM yang baik, maka akan menjadikan kami tim kerja yang solid dalam mencapai tujuan utama organisai.”

1.2     TUJUAN
Tujuan dilakukanya penilaian kinerja ini adalah untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai dan membandingkanya dengan kondisi pencapain sebelumnya. Berikut ini adalah pertanyaan penilaian kinerja dari niaga oriens :
1.      Untuk mengetahui apakah niaga oriens dapat mencapai target penjualan tahun 1995 sebesar Rp. 18 milyar dengan pencapain kinerja terbaiknya.
2.      Untuk mengetahui apakah niaga oriens bisa memperbaiki kinerja tenaga penjualya menjadi lebih baik.
3.      Untuk mengetahui apakah kinerja penjualan niaga oriens bisa lebih unggul dari pesaingnya.
1.3     SASARAN
        Sasaran dari niaga oriens adalah untuk mencapai peningkatan penjualan secara signifikan dengan kenaikan 3 kali lipat yaitu sebesar Rp. 18 milyar.
        Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan strategi dan taktik sebagai berikut:
STRATEGI
        Strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah penjualan dan memperbaiki kinerja tenaga penjulanan.

TAKTIK
Taktik yang dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah outlet share, outlet coverage, jumlah NOA dan efektif call

1.5. Analisis SWOT
Analisa SWOT terbagi atas 2 bagian yaitu: Analisa Internal perusahaan dan Analisa Eksternal perusahaan. Analisa internal dan eksternal perusahaan dijabarkan dengan tetap mengacu kepada visi perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Analisa internal perusahaan terbagi atas dua bagian pokok yaitu analisa yang menggambarkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan. Sedangkan analisa eksternal perusahaan terbagi atas dua bagian utama yaitu analisa yang menggambarkan peluang (opportunity) yang dapat dimanfaatkan perusahaan guna meningkatkan pendapatkan dan analisa ancaman (threat) yang harus segera dicari penyelesaiannya.
Analisa internal dan eksternal perusahaan dijabarkan dengan tetap mengacu kepada visi perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Analisa internal perusahaan terbagi atas dua bagian pokok yaitu analisa yang menggambarkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan.
1. Kekuatan
-          Kesesuaian jenis produk dengan yang dibutuhkan
-          Kesesuaian jumlah produk dengan yang dibutuhkan
-          tidak pernah terjadi kekosongan produk
2. Kelemahan
-          Ketidakkecepatan pelayanan
-          Kesalahan dalam pelayanan
-          Ketidakeramahan pelayanan
-          Karyawan bersungut-sungut
-          Kurang perhatian atas keinginan konsumen
Analisa eksternal perusahaan terbagi atas dua bagian utama yaitu analisa yang menggambarkan peluang (opportunity) yang dapat dimanfaatkan perusahaan guna meningkatkan pendapatkan dan analisa ancaman (threat) yang harus segera dicari penyelesaiannya.
1. Peluang
-          Meningkatkan produksi bandeng dan memperluas area penjualan.
2. Tantangan
-          Banyaknya pesaing yang mulai tumbuh
-          Diferensiasi produk yang dilakukan pesaing
-          Harga jual yang terus meningkat
Berdasarkan data pendukung diatas telah dianalisis secara eksternal dan internal (SWOT) dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa posisi perusahaan berada di daerah kuadran I (0,6, 0,667) yaitu Pertumbuhan. Posisi pada kuadran ini disebabkan kelemahan internal berhasil diatasi, sementara dukungan eksternal sangat kuat. Konsekuensinya perencanaan jangka panjang PT. Niaga Orient harus bersikap agresif dalam memilih grand strateginya.

PERENCANAAN


2.1              Deskripsi Rencana Pengembangan Wilayah
Untuk deskripsi rencana pengembangan wilayah / manajemen teritori, niaga oriens mempunyai lagging / sasaran yang ingin di capai dan dengan leading / proses-prosesnya sebagai berikut :
-          Persentase pencapaian outlet share yang semula dari 11% menjadi 33%.
-          Persentase pencapaian outlet coverage yang semula dari 19% menjadi 57%.
2.2                          Deskripsi Rencana Strategi Selling-In
Untuk deskripsi rencana strategi selling in, maka niaga oriens menetapkan lagging / sasaran yang ingin di capai dan dengan leading / proses-prosesnya sebagai berikut :
-          Persentase pertumbuhan efektif call dari semula 29% menjadi 90%.
-          Jumlah pertumbuhan volume unit penjualan yang semula 0,2 milyar perbulan menjadi 0,7 milyar perbulan.
-          Jumlah pertumbuhan volume unit penjualan agen yang semula 0,3 milyar perbulan menjadi 0,8 milyar perbulan.
2.3       Deskripsi Rencana Pengembangan Tenaga Penjualan
Untuk deskripsi pengembangan tenaga penjualan / sales force development, maka niaga oriens menetapkan lagging / sasaran yang ingin di capai dan dengan leading / proses-prosesnya sebagai berikut :
a.       Persentase peningkatan produktifitas dari tenaga penjualan semula 97,7% menjadi 100%.
b.      Jumlah Diklatman (pendidikan dan pelatihan salesman) per bulan dari semula tidak ada sama sekali menjadi paling tidak 1 kali.
2.4       Deskripsi kebutuhan input untuk pelaksanaan rencana kerja
Deskripsi kebutuhan input untuk pelaksanaan rencana kerja antara lain adalah dengan mengadakan scorecard penilaian kinerja terlebih dahulu. Dan kemudian niaga oriens melakukan perbaikan melaui score card kinerja yang di rancang ini.

2.5        Scorecard Rencana Penjualan
Dalam pengukuran kinerja diperlukan penilaian yang tepat, dikarenakan kinerja merupakan sebuah konsep yang sulit, baik definisi dan pengukurannya. Tujuan dilaksanakannya pengukuran niaga oriens adalah agar supaya dapat membandingkan pencapaian kinerja niaga oriens sekarang dengan pencapaian kinerja tahun sebelumnya atau pencapaian yang diraih oleh perusahaan pesaing yang sama. Dengan mengetahui kondisi kinerja, maka program studi dapat melakukan perbaikan kinerja dan revisi atas kebijakan-kebijakan yang tidak relevan sehingga pencapaian dimasa yang akan datang akan lebih baik. Sementara itu, Beal (2000) dan Li & Simerly (1998) mengatakan bahwa, “pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang komplek dan merupakan tantangan besar bagi para peneliti karena sebagai sebuah konstruk, kinerja bersifat multidimensional. Oleh karena itu, pengukuran kinerja dengan menggunakan dimensi pengukuran tunggal tidak mampu memberikan pemahaman yang komprehensif”.
2.6.1    Rumusan Grand Strategy
Dalam rumusan grand strategi, maka yang dilakukan adalah menetukan apa saja strategi kedepan yang harus dilakukan dan apa saja prioritas yang ingin dicapai niaga oriens dalam tahun 1995. Dalam hal ini, niaga oriens menetapkan grand strategi sebagai berikut:
Menjadi market leader dengan omzet 18M pada tahun 1995 atau 1,5M perbulan”



Rumusan strategi tersebut menjadi strategic objectives atau tujuan strategik yang ingin di capai oleh niaga oriens pada tahun 1995.
2.6.2    Rantai Nilai Kegiatan Pemasaran Yang Strategis
                                          

SCORECARD RENCANA PEMASARAN
STRATEGIC OBJECTIVE
LAGGING PERFORMANCE INDICATOR
LEADING PERFORMANCE INDICATOR
M
EP
T
M
EP
T
Manajemen teritori
%Outlet share
11
33
∑NOA
3.9
11
∑Jmlh agen potensial
5
8
% outlet coverage
19
57
∑Jmlh outlet beli ruin
303
909
Selling in manajemen
%Effective call
29
90
∑ Review Rute /mggu
1
4
∑ Review potensi beli / bln
1
4
program promosi
0
1
∑ training Produk &prospek
1
4
Jml Vol unit pjualn agen (M)/bln
0.3
0.8
Jml Outlet Luar kota
1902
2100
 Jml Vol unit pjualn (M)/bln
0.2
0.7
Jml Outlet A
312
936
Jml Outlet B
467
934
Jml Outlet C
467
934
Jml Outlet D
312
400
SFD
%Produktivitas tng penj.
97,7
100
%prof.tng pnj. Kategori A
10
25
%prof.tng pnj. Kategori B
20
30
%prof.tng pnj. Kategori C
30
25
%prof.tng pnj. Kategori D
40
20
Diklatman/bln
0
1
∑ pelatihan hardskill/bln
0
1
∑ soft skill/bln
0
1



Untuk strategic objective manajemen teritori, di sini terdapat dua laggin performance indicator yaitu persen outlate share dan persen outlate coverage.
Untuk mencapai peningkatan persentase outlate share yang dimiliki dari 11% menjadi 33%, maka niaga oriens melakukan dua hal, yaitu yang pertama dengan penambahan jumlah NOA dari 3,9% menjadi 11%, dan yang kedua dengan melakukan penambahan jumlah agen potensial dari awalnya 5 agen menjadi 8 agen.
Sedangkan untuk meningkatkan persentase outlate coverage dari semula 19% hingga targetnya agar tercapai 57%, maka niaga oriens melakukan peningkatan jumlah outlet beli rutin dari yang semula hanya 303 outlet hingga menjadi 909 outlet perbulanya.
            Dengan lagging dan leading tersebut, diharapkan niaga oriens dapat memperkuat posisi manajemen teritorinya sehingga meningkatkan nilai penjualan hingga target 18 M pada tahun 1995 dapat tercapai.
            Dalam strategic objective untuk selling manajemen ini, untuk dapat tercapainya penjualan di tahun 1995 sebesar 18 M, niaga oriens mempunyai 3 lagging/tujuan yang ingin di capai di selling manajemen ini, yaitu meningkatkan persentase efektif call, meningkatkan jumlah volume unit penjualan (M) per bulan, dan meningkatkan jumlah volume unit penjualan agen (M) perbulan.
            Untuk peningkatkan persentase efektif call dimana posisi nya sekarang berada di 29% hingga bisa tercapai targetnya menjadi 90% dan jumlah volume unit penjualan agen perbulan (M) perbulan dari semula hanya 0,3M hingga menjadi 0,7M, maka niaga oriens melakukan penambahan jumlah outlet luar kota dari semula yang berjumlah 1902 outlet hingga menjadi 2100 outlet.
Sedangkan untuk meningkatkan jumlah volume unit penjualan (M) per bulan dari yang semula 0,2M hingga menjadi 0,7M.
      Strategic objective sales force development ini mempunyai 2 lagging yaitu persentase produktifitas tenaga penjualan dan jumlah diklatman perbulan.
            Untuk peningkatan persentase produktifitas tenaga penjualan dari semula 97,7% menjadi 100%, Sedangkan yang kedua adalah peningkatan jumlah pendidikan dan pelatihan tenaga salesman perbulan dari semula yang tidak ada hingga menjadi paling tidak 1 kali, untuk mendukung tujuan tersebut maka diperlukan peningkatan jumlah pelatihan hardskill per bulan dari semula tidak ada hingga menjadi 1 kali perbulan dan peningkatan jumlah pelatihan perbulan yang semula juga tidak ada hingga menjadi 1 kali per bulan.

2.7       SCORECARD DEFINISI KINERJA LAGGING DAN LEADING INDIKATOR
Untuk dapat memaksimalkan performance lagging dan leading indicator, maka diperlukan pembobotan dari masing-masing faktor sehingga dalam setiap pencapain kinerja dapat di ukur dan di nilai sehingga tujuan akhir untuk dapat mencapai lagging dan leading indicator dapat terealisasikan. Dalam merealisakan bobot dari masing-masing kinerja factor, baik dari lagging factor dan leading factor, artinya disini perlu didefinisikan kedalam penilaian kerja yang tergolong sangat baik, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang, hal ini dapat di lihat dari definisi kerja baik dari lagging factor dan leading factor.
SCORECARD DEFINISI KINERJA LAGGING PERFORMANCE INDICATOR
INDIKATOR KINERJA
Target
BBT
SB
(5)
B
 (4)
S
(3)
K
(2)
SK
(1)
%Outlet share
33
0.15
33
25
20
17
11
% outlet coverage
57
0.15
70
55
40
25
10
%Effective call
90
0.1
100
80
60
40
20
 Jml Vol unit pjualn (M)/bln
0.7
0.25
0.9
0.7
0.5
0.3
0,1
Jml Vol unit pjualn agen (M)/bln
0.8
0.2
0.9
0.7
0.5
0.3
0.1
%Produktivitas tng penj.
100
0.1
100
98
96
94
92
Diklatman/bln
1
0.05
4
3
2
1
0
TOTAL
1,0



SCORECARD DEFINISI KINERJA LEADING PERFORMANCE INDICATOR
INDIKATOR KINERJA
Target
BBT
SB(5)
B (4)
S(3)
K(2)
SK(1)
∑NOA
11%
0.025
15
12
9
6
3
∑Jmlh agen potensial
8
0.2
10
8
6
4
2
∑Jmlh outlet beli rutin
909
0.05
1000
800
600
400
200
∑ Review Rute /mggu
4
0.05
5
4
3
2
1
∑ Review potensi beli / bln
4
0.05
5
4
3
2
1
program promosi
1
0.025
5
4
3
1
0
∑ training Produk &prospek
4
0.05
5
4
3
2
1
Jml Outlet A
936
0.15
1000
800
600
400
200
Jml Outlet B
934
0.05
1000
800
600
400
200
Jml Outlet C
934
0.025
1000
800
600
400
200
Jml Outlet D
400
0.025
500
400
300
200
100
Jml Outlet Luar kota
2100
0.025
2500
2000
1500
1000
500
%prof.tng pnj. Kategori A
25
0.1
25
20
15
10
5
%prof.tng pnj. Kategori B
30
0.025
30
25
20
15
10
%prof.tng pnj. Kategori C
25
0.025
5
10
15
20
25
%prof.tng pnj. Kategori D
20
0.025
5
10
15
20
25
∑ pelatihan hardskill/bln
1
0.05
5
4
3
2
1
∑ soft skill/bln
1
0.05
5
4
3
2
1
TOTAL
1,0

Setelah membuat kriteria dari masing-masing factor (disini dari lagging dan leading factor), maka di breakdown ke dalam sebuah audit kinerja dari masing-masing factor tersebut, hal ini dapat kita lihat dalam table dari masing-masing factor tersebut:
SCORECARD AUDIT  KINERJA LAGGING PERFORMANCE INDICATOR
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
BOBOT
KINERJA
INDEX KINERJA
B x K
KINERJA PUNCAK
(max 5)
GAP
(%)
%Outlet share
33
11%
0.15
1
0.15
0.75
80
% outlet coverage
57
19%
0.15
1
0.15
0.75
80
%Effective call
90
29
0.1
1
0.1
0.5
80
 Jml Vol unit pjualn (M)/bln
0.7
0.2
0.25
1
0.25
1.25
80
Jml Vol unit pjualn agen (M)/bln
0.8
0.3
0.2
2
0.4
1.0
20
%Produktivitas tng penj.
100
97,7%
0.1
3
0.3
0.5
40
Diklatman/bln
1
0
0.05
1
0.05
0.25
80
TOTAL
1,0
1.4
5,0
DOCS = Degree of Compliance to the Standard
(3,1/5,0)x 100 %


SCORECARD AUDIT  KINERJA LEADING PERFORMANCE INDICATOR
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
BOBOT
KINERJA
INDEX KINERJA
KINERJA PUNCAK
GAP
(%)
∑NOA
11%
3.9%
0.025
1
0.025
0.125
80
∑Jmlh agen potensial
8
5
0.2
2
0.4
1.0
50
∑Jmlh outlet beli rutin
909
303
0.05
1
0.05
0.25
50
∑ Review Rute /mggu
4
1
0.05
1
0.05
0.25
50
∑ Review potensi beli / bln
4
1
0.05
1
0.05
0.25
50
program promosi
1
0
0.025
1
0.025
0.125
80
∑ training Produk &prospek
4
1
0.05
1
0.05
0.25
80
Jml Outlet A
936
312
0.15
1
0.15
0.75
80
Jml Outlet B
934
467
0.05
2
0.1
0.25
60
Jml Outlet C
934
467
0.025
2
0.05
0.125
60
Jml Outlet D
400
312
0.025
3
0.05
0.125
60
Jml Outlet Luar kota
2100
1902
0.025
3
0.075
0.125
40
%prof.tng pnj. Kategori A
25
10
0.1
2
0.2
0.5
60
%prof.tng pnj. Kategori B
30
20
0.025
3
0.075
0.125
40
%prof.tng pnj. Kategori C
25
30
0.025
1
0.025
0.125
80
%prof.tng pnj. Kategori D
20
40
0.025
2
0.05
0.125
60
∑ pelatihan hardskill/bln
1
0
0.05
1
0.05
0.25
80
∑ soft skill/bln
1
0
0.05
1
0.05
0.25
80
TOTAL
1.0
1,525
5,0
DOCS
69,5%
Leading factor dang lagging factor telah di breakdown ke dalam bentuk skala dan ukuran dari range kriteria (sangat baik, baik, sedang, kurang, dan sangar kurang), maka dari DOCS leading dan DOCS lagging kita membuat neraca kinerja, dari neraa kinerja kita dapat mengintepretasikan kinerja  dari masing-masing factor, dan bentuk dari intepretasi dapat dilihat pembahsannya, neraca kinerja tersebut dapat di lihat pada gambar di berikut ini.


  
 Dengan menganalisis Neraca Kinerja, maka Manajemen Niaga Orients dapat mengetahui:
  1. Apakah semua proses pengelolaan (Leading) telah berjalan dengan baik.
  2. Apakah output pengelolaan (Lagging) telah dicapai dengan baik.
  3. Apakah proses telah dikelola secara sinkron untuk menghasilkan output.
Bila proses pengelolaan telah berjalan dengan baik, tetapi hasil (Lagging Indicator) masih kurang baik, maka diduga penyebabnya adalah faktor eksternal


KESIMPULAN

 Niaga oriens perlu untuk melakukan usaha dalam peningkatan jumlah NOA, penambahan jumlah agen potensial, menambah jumlah outlet yang rutin melakukan pembelian, melakukan review rute per minggu, review potensi beli per bulan, menambah jumlah program promosi, menambah jumlah training produk dan prospek, meningkatkan jumlah outlet kategori (A,B, C, D), menambah jumlah outlet yang berada di luar kota, meningkatkan jumlah presentase salesman kategori A dan B, dan menurunkan jumlah salesman kategori C dan D, dan peningkatan jumlah training softskill, hardskill untuk salesman, Benchmarking dengan perusahaan lain dan melakukan brain storming.
PT. Niaga Oriens juga tetap memperhatikan kemampuan tenaga penjualan dalam berpresentasi, kemampuan  menyediakan informasi, kemampuan menyelesaikan masalah, profesionalisme kerja dan ketepatan memenuhi waktu pengiriman dan ketepatan jumlah produk yang diminta. Keterpaduan kemampuan tenaga penjualan  dalam menjalankan fungsi-funfsi strategi pelayanan Niaga Oriens seperti ; frekuensi kontak bisnis atau kunjungan (call), sistem pembayaran, kebijakan retur dan penjualan(sales) yang dilakukan oleh perusahaan melalui para tenaga penjualannya akan mampu mempengaruhi keputusan perusahaan pembeli (outlet rekanan) untuk membeli produk PT. Niaga Oriens.